Rumah Ubi Umbi Nikmat Bermanfaat
"Di Indonesia ubi masih identik dengan makanan orang miskin. Saya ingin masyarakat bisa menikmati ubi dengan cara lain, bukan hanya digoreng, direbus, atau dibuat kolak," sebut Chris Hardijaya (46), pemilik Rumah Ubi (RU) yang terletak di bilangan Sawunggaling, Bandung.
Maka, di tangan Chris yang jago masak dan ahli modifikasi resep, ubi jalar organik berwarna ungu, oranye, kuning, dan putih disulap menjadi berbagai santapan lezat. "Saya melakukan uji coba selama setahun. Semua ubi berasal dari bibit pilihan, sedikit air namun kaya serat," lanjutnya.
Serat bukan satu-satunya kandungan spesial ubi. Ubi ungu dan kuning, misalnya, memiliki kandungan betakaroten yang tinggi. Selain itu, di dalam ubi juga terkandung kalium, zinc, vitamin A, dan Vitamin B16. Kadar glikemik yang lebih rendah dibanding beras merah juga membuat ubi aman dikonsumsi bagi penderita diabetes tipe dua. Tak perlu risau jika takut buang angin setelah makan ubi, "Karena ubi ini sudah diolah bersama bahan-bahan lain, jadi tidak sama efeknya dengan makan 100 persen ubi murni."
Masing-masing menu memiliki kandungan ubi berkisar 25-90 persen, tanpa tambahan bahan pengawet dan pewarna. Untuk mengolahnya, tentu saja dibutuhkan trik khusus. Misalnya untuk mi yamin ubi ungu atau oranye, Chris perlu melakukan 32 kali penggilingan agar tekstur mi menjadi kenyal.
Dari sekian banyak pilihan, banyak pengunjung yang penasaran mencicipi mi yamin ubi dan jus ubi. Tapi, andalan RU sendiri adalah lapis ubi Bandung. "Selain kombinasi warnanya berlapis cantik, kandungan gizinya juga tinggi, 65 persen. Cocok untuk dijadikan oleh-oleh lezat yang sehat," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI) ini.
Slogan "Nikmat Bermanfaat" pun tak hanya dirasakan mereka yang mengkonsumsi ubi, tapi juga UKM dan para petani ubi. Dalam satu bulan, lanjut Chris, ia membutuhkan 4-5 ton ubi segar yang dibudidayakan di Banjaran, Jawa Barat. "Tujuan saya memang bukan profit, tapi mengedukasi masyarakat tentang manfaat ubi. Tanpa kenal ubi, maka akan susah untuk mencintai jenis umbi ini."
Tak sempat ke Bandung? Jangan khawatir, RU juga melayani pengiriman pesanan ke seluruh Indonesia. Ke depan, RU akan hadir di kota lain dengan varian menu yang lebih banyak. Chris berharap jejaknya ini juga diikuti pengusaha lain, "Mengembangkan ubi jalar atau bahan pangan lain agar bisa memajukan produk lokal, mengurangi impor pangan, dan menyejahterakan petani," tutupnya.
Orang Asia terkenal sebagai pengguna bawang putih yang loyal. Tengok saja, hampir sebagian besar masakan Asia menggunakan bawang putih sebagai bumbu dasar. Di tahun 2001 restoran dari Korea lantas mengadaptasi kelezatan bawang putih ini dalam penyajian menu Italia, Mad For Garlic (MFG).
Tahun 2009, MFG bereskpansi ke Singapura lalu dua tahun kemudian membuka salah satu cabangnya di Jakarta, tepatnya di ground floor, West Mall Grand Indonesia. Sesuai namanya, rangkaian bawang putih pun turut menghiasi sudut MFG.
Untuk variasi menu, MFG menawarkan banyak pilihan. "Mulai dari sidedish sampai dessert kami menggunakan bawang putih. Kami yakin masakan kami bisa diterima oleh lidah orang Indonesia," ujar Ridho Uli Artha atau Thata, Marketing Communication Executive PT Mas Millenium Indonesia, pemegang hak waralaba MFG Korea.
Selain soal selera, alasan lain MFG dibuka di Indonesia karena keinginan menyebarluaskan hidup sehat dengan bawang putih. "Kita, kan, tahu bawang putih punya banyak manfaat. Selain untuk memelihara ketahanan tubuh, menstabilkan kadar kolesterol, juga baik untuk jantung," ungkap Thata, sapaan akrabnya.
Bahan baku bawang putih diambil dari stok bawang putih lokal. Tak ada kriteria khusus atau jenis tertentu yang disyaratkan. Setiap minggunya, MFG menghabiskan 70-80 kg bawang putih.
Penasaran dengan menu-menunya? Datang saja dan nikmati, ada sekitar 40 hidangan berbahan bawang putih di restoran ini dalam klasifikasi steak, pizza, dan pasta. Di antaranya Garlic Snowing Pizza, Mixed Cheese Pizza, Sweet Pepper Steak, Triple Garlic Pasta, Garlic Peno Pasta, Seafood Pasta dan masih banyak lagi.
Jangan lupa pula untuk memesan hidangan pembuka bernama seram, Dracula Killer. Menu pembuka ini berupa roti bawang lembut (soft garlic bread) yang dihidangkan dengan siung-siung bawang putih yang dicelupkan ke dalam minyak zaitun.
Setelah hidangan pembuka tadi, tak ada salahnya mencoba Lobster Pasta favorit pelanggan MFG. Pasta ini dihidangkan dengan garlic cream sauce nan lembut. Jangan lewatkan pula Seafood Pasta, kombinasi pasta dengan udang, kerang, cumi-cumi, dihidangkan bersama Italian tomato sauce.
Sebagai penutup, coba saja Garlic Sprinkle Gelatto, es krim andalan MFG. Paduan vanilla ice cream dengan serbuk bawang putih, topping saus coklat dan sepotong roti almond memberikan citarasa tak terlupakan. Manis agak pedas khas bawang putihnya berpadu gurih dan legit di lidah. Tak perlu takut napas akan bau bawang putih usai menyantap hidangan tadi. "Kami mengolah bawang putih secara khusus, sehingga after taste dan rasa getir tidak akan terasa lagi," lanjut Thata. Seluruh menu ditawarkan dengan harga bervariasi, dari Rp 30 ribu hingga Rp 275 ribu.
Ade Ryani, Laili Damayanti / bersambung
KOMENTAR