Dua Kisah Wanita dan Sepeda (1)

Meski masih didominasi kaum pria, dua wanita ini tak gentar menggeluti dunia sepeda. Yang satu sesepuh komunitas sepeda, dan lainnya memilih jalur ekstrem.

Bu Wati Monas Ratu Karcis Fun Bike

Hampir semua penggemar fun bike di Jakarta mengenal Hermawati atau yang lebih populer dipanggil Bu Wati Monas. Selain sebagai agen tiket fun bike, wanita kelahiran 55 tahun lalu ini juga dikenal sebagai 'sesepuh' di dunia sepeda. Ia kerap menjadi teman diskusi segala macam persoalan sepeda, komunitas, maupun masalah yang menimpa anggota komunitas sepeda, khususnya yang tiap akhir pekan ngumpul di Monas. "Bahkan untuk urusan memilih nomor tiket fun bike saja banyak yang minta saya memilihnya. Katanya biar beruntung saat diundi," katanya sambil terkekeh.

Banyak juga panitia fun bike yang berguru ke Wati. Mereka tanya segala macam persoalan fun bike agar acara yang akan digelar sukses dan banyak peminat. "Mereka konsultasi soal waktu, hadiah, dan segala hal yang harus dipersiapkan." Advise itu diberikan cuma-cuma oleh Wati. Pantas jika Wati jadi tempat mengudar segala persoalan sepeda.

Warga Kebayoran Lama Utara ini memang "pemain" lama di dunia sepeda. Sejak tahun 80-an ia hobi ngumpul bersama penghobi sepeda di Senayan, tepatnya di Put-Put Golf. "Waktu itu saya jadi salah satu pengurusnya," jelas Wati. Ketika itu, lanjut Wati, baginya sepeda masih sebagai sarana olahraga dan cari teman. "Makanya tiap kali berkumpul acaranya, ya, bersepeda dan cari makan di akhir pekan. Sesekali, sih, kami mengadakan touring ke luar kota, biar tidak bosan."

Wati mengaku merasakan ada yang spesial ketika berkumpul dengan teman-teman sepeda. Saat mereka sudah ngumpul, kata Wati, tidak ada lagi pangkat dan kedudukan yang disandang para anggota. "Semua sama. Itulah kenapa kami jadi akrab satu sama lain."

Bahkan jika ada anggota yang sakit, "Kami ramai-ramai membesuk dengan bersepeda. Karena saya yakin, dengan dibesuk teman-teman, si sakit jadi punya kekuatan lebih untuk sembuh agar bisa lekas kumpul lagi," jelas Wati yang selalu menjadi penggerak ketika ada anggota yang sakit atau mengalami musibah. "Untuk meringankan beban teman yang kesusahan, sebelum berangkat kami saweran dulu."

"Satpam" Sepeda

Kepopuleran Wati makin menjadi karena wanita ini tak pernah membatasi diri, kendati ia sudah dianggap sesepuh komunitas sepeda Monas. Semua kegiatan bersepeda yang ada di Jakarta kerap ia sambangi. Tak heran ia bisa dengan luwes masuk ke beragam komunitas sepeda yang ada di Jakarta, dari komunitas Bike to Work (B2W), sepada balap, hingga Komunitas Sepeda Onthel.

"Saya pernah ikut rombongan komunitas sepeda Pak Subronto Laras (komunitas sepeda balap) dan gowes di Yogya," jelas Bu Wati. Wanita ini juga pernah ikut gowes ke Bandung yang diadakan B2W Chapter Ciledug dan sekitarnya. "Saya juga pernah gowes ke Pandeglang bersama teman-teman Onthel, beberapa waktu lalu. Ini pengalaman yang paling seru."

Ceritanya, Wati dan teman-temannya masih gowes di tengah hutan ketika hari sudah beranjak malam. "Saya sempat melihat ada "penampakan". Kok, ada penjual bakso di tengah hutan. Ternyata teman saya juga melihat. Begitu kami dekati, ternyata tidak ada apa-apa. Iiih... langsung merinding."

Karena sudah kemalaman, Wati dan teman-temannya terpaksa tidur di warung pinggir jalan. "Dan selalu saya yang jadi satpam, jagain sepeda semalaman, ha ha ha... Habis, kalau sepeda diangkut orang gimana? Repot, kan?"

Wati memang tak bisa lepas dari sepeda. Ke mana pun pergi selalu naik sepeda. Termasuk ke tempat kerjanya di sebuah kios di halaman parkir Taman Monas. Di kios sederhana ini, tiap hari berkumpul para pencinta sepeda. Di sinilah Wati menjajakan segala jenis tiket fun bike. Di setiap acara fun bike, Wati bisa menjual bisa sampai 300-500 tiket. "Bahkan kalau target peserta dan hadiahnya banyak, saya bisa minta jatah lebih."

Tak heran, tiap menjelang acara fun bike, teleponnya tak henti berdering. Mereka menanyakan keberadaan tiket. "Bahkan yang dari luar kota pun belinya ke saya," jelas Wati yang mendapat 10 persen dari hasil penjualan tiket fun bike. Tak sekadar jualan, Wati juga selalu ikut membeli. "Ya, paling ambil 1-2 tiket."

Ia juga kerap mendapat doorprize. Dari ponsel, TV, sepeda, motor, hingga kambing. Yang terakhir ia menangkan saat ikut fun bike di Bogor. "Itu satu-satunya doorprize yang saya jual. Selebihnya saya pakai sendiri," kata Wati yang setiap ada acara fun bike bersama suaminya juga menggelar dagangan aneka pernak-pernik sepeda.

Ya, Wati memang cinta sepeda. Dan saat ini ia juga menggantungkan hidup dari berbagai kegiatan bersepeda.

 Sukrisna / bersambung

PROMOTED CONTENT