Spa identik sebagai cara perempuan memanjakan dan merawat diri, selain juga dipercaya sebagai cara penyembuhan dan membebaskan rasa stres. Melihat hal itu, Indri, tergerak membuka spa, yang kini cukup terkenal di Pulau Dewata, Bali.
"Pola hidup orang zaman sekarang sungguh berbeda dengan orang zaman dulu. Dulu semuanya serba natural, sekarang sudah tidak bisa seperti itu. Padahal, pola hidup yang natural itu, kan, pasti lebih sehat," ungkapnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Berbekal resep-resep tradisional dengan bahan-bahan natural, Indri mulai meracik bahan-bahan untuk usahanya. Keinginan mulianya, "Supaya orang lain juga lebih sehat. Spa bisa merelakskan pikiran dan tubuh, lho. Jadi tidak stres dengan persoalan yang mungkin sedang dialami." Beruntung, Bali yang kaya dengan rempahnya membuat Indri tak kesulitan mencari bahan-bahan.
Tentu saja awalnya tak mudah merintis Sekar Jagat. Tadinya, Indri yang bekerja di sebuah hotel di Bali terlebih dulu punya usaha sampingan berupa restoran. Tak tahunya, "Bahan-bahan di dapur restoran bisa digunakan sebagai bahan spa."
Namun inipun melewati proses coba-coba yang tak sebentar. Awalnya, Indri menggunakan rempah untuk pengobatan sederhana. "Kalau anak-anak sakit ringan, saya tak pergi ke dokter. Begitupun kalau saya yang sakit, pakai rempah saja," ujarnya. Lama-lama, Indri keasyikan mengolah rempah jadi obat.
Merasa tak bisa mengeksplorasi diri karena masih bekerja pada orang lain, Indri pun membulatkan tekad untuk keluar dari pekerjaannya. "Akhirnya saya buka spa agar lebih bisa bereksplorasi. Biar sederhana yang penting menyenangkan," ujarnya seraya tersenyum.
Lucunya, meski pengobatan dengan rempah sudah dilakukan turun-temurun di keluarganya, sejak ketika masih Indri tak pernah mau dilulur. "Saya anggap dilulur atau diboreh itu kotor, makanya saya tak pernah mau. Tapi lama-lama saya sadar, apa yang orangtua saya katakan itu benar. Perawatan secara natural itu sangat membantu."
Sepuluh tahun lalu, Indri akhirnya memberanikan diri membuka spa. Dengan modal yang relatif kecil untuk sebuah usaha salon spa, ia membuka spa miliknya di lahan seluas 1000 m2. Pegawainya pun belum banyak, hanya mengandalkan seorang manajer dan konsultan. Terlebih, saat itu masih banyak wisatawan lokal dan masyarakat Bali yang belum mengenal spa. Indri pun turun langsung menarik tamu ke tempatnya.
"Tapi saya optimis dan yakin bisnis ini akan berjalan karena saya bekerja dengan hati. Awalnya memang sulit sekali tapi saya tidak mau mundur. Pokoknya, tidak boleh berpikir materi dulu."
Kesulitan lain ditemuinya saat beberapa waktu lalu bom mengguncang Bali. "Sulit sekali mendapatkan tamu." Untungnya seiring berjalannya waktu, Sekar Jagat Spa makin dikenal masyarakat luas. Pelan-pelan mulai banyak tamu datang dan menjadi pelanggan tetap.Tempat yang awalnya kecil, akhirnya mulai direnovasi dan bertambah luas.
KOMENTAR