Dapur Dahapati Resep TEMPO Dulu
Tanyakan saja ke seantero Kota Bandung, di mana bisa menemukan masakan ekor sapi lezat di kota ini. Sudah barang tentu, semua orang akan menunjuk sebuah rumah makan yang terletak di bilangan Cipaganti. Dapur Dahapati (DD) namanya.
Terletak persis di depan pom bensin Jalan Cipaganti, DD menempati bangunan berkonsep rumahan. Rumah makan ini bisa menampung hingga 60 orang pelanggan. Bila di akhir minggu, jumlah yang datang bisa berlipat ganda.
Sejatinya, rumah makan ini sudah beroperasi sejak 1974. Ketika itu, Kraba Nill Wongse yang warga negara Thailand memiliki usaha warung di samping rumah ini. Kini, warung itu diwariskan kepada sang putri, Malia D. "Mami memang suka masak, waktu itu menu yang dijual gado-gado, soto ayam, dan ayam goreng," ungkap Roosye Iskandar (60), adik Malia yang kini bertanggung jawab soal operasional DD.
Sekitar 15 tahun lalu, menu sop buntut baru ditambahkan. "Waktu itu kakak ipar saya diajak teman makan sop buntut, tapi menurut kakak masih lebih enak sop buntut buatan Mami. Setelah teman itu mencoba, akhirnya malah menyarankan kami untuk menambah menu sop buntut di rumah makan kami," ungkap Roosye.
"Sop buntut ini istimewa karena resepnya seperti dari jaman dahulu," ungkap Roosye menirukan komentar pesohor wisata kuliner, Bondan Winarno, yang sempat mampir mencicipi sop buntutnya. "Sop buntutnya kami masak malam hari untuk stok pagi. Setiap hari kami memasak sekitar 80 hingga 120-an kilogram buntut sapi," imbuh Roosye.
Jika tiba weekend atau musim liburan, Roosye bersama 12 karyawannya terkadang kewalahan melayani pesanan di tempat maupun untuk dibawa pulang. "Kadang kami sampai kehabisan stok dan terpaksa mengeluarkan sop buntut yang baru saja dimasak," ungkap Roosye,yang sebenarnya menyayangkan hal itu. Pasalnya, sop yang baru masak itu belum sempurna benar matangnya. "Orang Sunda bilang, kurang lekoh rasa kuahnya," imbuh Roosye.
Roosye juga menjelaskan, rahasia kuah kaldu sop buntut yang menjadi favorit pelanggan itu didapat dari proses memasak yang panjang. Setelah sop buntut matang, biasanya sop akan tetap dimasak di atas api kecil sehingga bumbu merasuk ke daging. Hasilnya, daging menjadi empuk dan kuahnya jadi lebih enak. "Tak jarang pembeli ingin menambah kuahnya saja. Terpaksa permintaan itu tak bisa kami layani. Air untuk merebus kuah sop buntut itu sudah kami takar dengan ukuran tertentu agar pas rasanya," pungkas Roosye menjelaskan.
Untuk seporsi sop buntut goreng, harganya Rp 42,5 ribu per mangkuk, sementara sop buntut rebus harganya Rp 40 ribu per mangkuk.
KOMENTAR