"Saat lahir dijumpai kelainan jantung, dimana jantung bayi terletak di luar tubuh (Ectopia Cordis)," tutur dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan saat jumpa pers di RSAB Harapan Kita, Lantai 4 Jakarta.
Bayi pun dibawa ke RSIS Pekanbaru dan dirujuk ke RSAB Harapan Kita Jakarta. SA lahir dari pasangan Diana (25) dan Khairuddin (27) yang tinggal di Jalan Banjaran, Desa Muara Basung, Kec. Pinggir, Kab. Bengkalis, Riau. "Minggu (18/9), SA bersama ayah dan neneknya tiba di RSAB dan dirawat di Ruang NICU."
Bayi dengan kondisi seperti SA terjadi 8 dari sejuta kelahiran. Umumnya meninggal di bawah usia 1 bulan. Langkah pertama yang dilakukan jantung SA diberi perlindungan agar tidak terlalu telanjang dan terkena sentuhan. Caranya memakai selaput atau kulit jantung buatan dari jaringan sapi. Sentuhan bisa mengakibatkan jantung berdetak pelan.
Sementara sang ayah, Khairuddin juga hadir dalam jumpa pers. "Saya berharap operasi pertama ini berjalan lancar," kata Khairuddin pelan. Menurut bapak satu anak ini, pernikahan mereka baru berjalan setahun. Saat hamil, sang istri tidak mengalami kesulitan apapun. "Tanda-tanda kelainan pun tidak ada. Barulah saat lahir saya bawa ke rumah sakit lebih besar lagi. Saya mohon jangan memasang foto putri saya dengan kondisi jantungnya terlihat."
Kini, SA ditangani 2 tim dari RSAB, Tim Dokter Anak Neonatologi, Dokter Jantung Anak, Dokter Anestesi, Dokter Bedah Plastik. Sementara tim RS Jantung Harapan Kita, Dokter Jantung Anak, Dokter Bedah Kardiovaskuler, Dokter Anestesi. Biaya ditanggung Pemerintah Daerah dan Pusat.
Nove
KOMENTAR