Kawasan makan yang cukup ramai di siang dan malam hari di Kota Jember lainnya adalah warung lesehan yang berada di kawasan kampus atau Jalan Jawa. Di sepanjang jalan ini terdapat warung-warung lesehan yang berderet satu sama lain. Kawasan ini sudah menjadi lokasi kuliner sejak 1990-an. Ketika malam tiba, penjaja makanan lebih ramai dan bervariasi. Namun, kebanyakan warung-warung menjual aneka nasi sambal. Seperti nasi sambal tempe goreng, ayam goreng, ayam bakar, ayam tepung krispi, lele goreng, hingga telur rebus.
Keistimewaan warung nasi sambal di tempat ini adalah harga yang murah dengan aneka pilihan lauk. Untuk seporsi nasi lalap tempe goreng plus sambal terasi, hanya dibandrol Rp 3.000 saja, sedangkan seporsi nasi sambal paling mahal (dengan lauk ayam goreng/bakar) hanya sekitar Rp 5.000. Bisa jadi harga ini dikarenakan kawasan yang dekat dengan kampus Unej, sehingga kebanyakan pembeli adalah para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.
Kawasan makan ini buka dalam dua shift pedagang, pagi dan malam. Jam bukanya hingga pukul 12 malam. Kendati tidak perlu membeber dagangan sampai pagi, pedagang mengaku cukup puas dengan animo pembeli setiap harinya. Sudarsono (29) dan Anita Rahmasari (20), sepasang suami istri yang berdagang di kawasan ini sejak 1998, mengaku bisa menghabiskan sekitar 6 hingga 7 kilogram nasi untuk shift dagang dari jam 4 sore hingga 12 malam.
Aneka bakso yang ditawarkan mulai dari bakso urat, bakso kasar, bakso telor, bakso tahu, dan bakso goreng. Bakso ceker yang berlokasi di depan Bank Jatim Jalan Jawa ini biasanya buka sejak jam 5 sore hingga sekitar jam 9 malam. Pada hari Senin dan malam Jumat, warung bakso ceker lebih ramai dari hari-hari biasa.
Sayangnya, Bu Samuji tak menyediakan cukup tempat lesehan untuk para pembelinya sehingga kebanyakan pembeli membungkus bakso cekernya. Akan tetapi, Bu Samuji mengaku puas, pembelinya tak pernah sepi. Inilah yang membuatnya bertahan berjualan di lokasi ini sejak 1984 hingga kini.
Laili Damayanti
KOMENTAR