Selama ini, busana muslim berukuran besar (gombrong) terkesan tidak rapi juga tidak fashionable. Yang banyak dipakai justru yang pas sesuai bentuk badan sehingga terlihat lebih modis. Namun, tidak demikian dengan busana muslim produk Siti Hariyani, yang diberi label Yani Collection.
Justru, busana karyanya cenderung memiliki ciri berukuran lebih besar dari bentuk tubuh. Namun, dengan sentuhan detail-detail di bagian tertentu karya Yani, si pemakainya akan terlihat lebih anggun dan bergaya. "Sepanjang bisa membuat pola yang bagus, cutting yang oke, ditambah detail-detail yang menawan, pasti jadinya akan terlihat menarik," papar Yani setengah berpromosi.
Menurutnya, busana muslim hakekatnya memang harus menutupi aurat, dari kepala sampai mata kaki. Karena itu, yang paling pas adalah busana bentuk gamis atau longdress yang agak gombrong sehingga nyaman dipakai. Kemudian, untuk menyiasati agar si pemakai terlihat lebih modis, sengaja diberikan pelapis dari bahan yang berbeda.
"Bahan pelapis bagian dalamnya dipilih spandex sutra yang lembut dan dingin mirip kaos, sedangkan pelapis luarnya yang lebih gombor yaitu kain sifon," ujar Yani menambahkan. Karena terdapat dua bagian pelapis, si pemakai bisa memadukan bagian dalamnya dengan luaran yang berbeda warna jika bosan. "Dengan diganti bagian luarnya saja, penampilan akan terlihat berbeda sama sekali, lho," tambah Yani.
Agar tampil modis dan menarik, bagian luarnya diberi detail atau aksesori tambahan, misalnya di bagian dada, lingkar leher, dan beberapa tempat lain. Bahan sebagai penghiasnya bisa bermacam-maca, seperti manik-manik, batu-batuan unik, bordir, bahkan swarovsky dengan warna berkilau menawan. "Dengan sentuhan aksesori seperti itu, busana muslim jadi tidak sekadar menutupi aurat belaka, tapi juga terlihat modis sesuai mode masa kini," imbuh Yani, yang selain di Gresik memiliki butik busana muslim di Jembatan Merah Plasa (JMP).
Uniknya, oleh karena busana muslim tertutup dari atas sampai ke bawah, Yani juga membuat gamis yang memiliki dua fungsi. Selain sebagai busana, juga bisa dijadikan mukena untuk menjalankan ibadah salat. "Bagi muslimah yang hendak ke luar rumah jadi tak perlu lagi membawa mukena karena busana buatan saya sudah menutup aurat sehingga fungsinya sama dengan mukena. Tinggal memakai sarung tangan dan kaos kaki saja, sudah menutupi secara keseluruhan," papar Yani yang sering ikut pameran di Jakarta dan beberapa kali di luar negeri.
Demikian pula soal jilbab. Menurut Yani, selama ini wanita dengan bentuk wajah terlalu lebar dan berisi, terkadang kurang cocok jika mengenakan jilbab. Namun, dengan jilbab desain buatannya, justru akan makin terlihat lebih cantik. Rahasiannya, lanjut Yani, terletak pada spon di bagian atas jilbab yang menutup pipi, yang ukurannya lebih panjang ke bawah sehingga bisa menekan pipi ke dalam. Dengan ujuran spon yang demikian, wajah si pemakai akan terlihat lebih tirus.
Ibu lima anak dengan enam cucu itu sudah berkiprah di bisnis busana muslim berlabel Yani Collection sejak lima tahun lalu. Namun, Yani mengaku tak menguasai teknik menjahit dan memotong. Kendati demikian, ia memiliki kelebihan bisa mendesain, lengkap dengan aksesorinya. "Jadi ketika saya punya gambar model baju, saya utarakan ke karyawan untuk dibuat polanya," kata Yani yang menjual baju buatannya
Rp 250 ribu hingga Rp 1,2 juta.
Sebelumnya, di awal 1997 ia mengawali bisnis dengan menjual aneka rajutan. Tak hanya busana rajut, tapi juga dompet. "Saat itu rajutan sangat boming, makanya ketika krisis moneter saya justru bisa beli dua mobil dan rumah hasil dari jual rajutan," kata wanita cantik ini.Setelah tren rajut mulai meredup, Yani beralih ke bordir. Seperti halnya rajut, berkat ketekunanya dan mampu membaca selera pasar, usahanya berkembang pesat. Yang dibordir pun banyak macamnya, mulai dari kebaya sampai batik.
Yani yang tinggal di Gresik ini kemudian mulai mempelajari berbagai hal tentang busana muslim, sebagai persiapan apabila demam bordir mulai menurun. "Makanya ketika peminat bordir mulai berkurang, saya sudah terjun ke bisnis busana muslim," kata Yani yang mantan karyawan perusahaan komputer.
Soal detail bebatuan yang dijadikan hiasan pada baju muslimnya, Yani juga membuat motif lukisan dari cat berbahan acrylic yang tahan air. Lukisannya lebih banyak bermotif bunga, yang memeberi nuansa berbeda pada baju muslimnya. Soal lukisan ini, lanjut Yani, bila si pembeli awalnya membeli busana beraplikasi manki-manik atau bebatuan, ketika bosan, bisa saja hiasan itu dilepas kemudian diganti dengan lukisan di tempat yang sama. "Jadi, kesannya seperti baju baru," imbuh lulusan Administrasi Negara dari sebuah pergurian tinggi swatas di Surabaya ini.
Noverita, Gandhi
KOMENTAR