Sungguh kejam para pelaku 'menghabisi' putri pasangan Rusdianto Simangunsong dan Idar boru Lubis ini. Jenazah korban ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat lakban,wajah luka-luka koyak dan dada memar.
Korban Ayu sehari-hari tinggal di Kompleks Waikiki Blok E VIII, Nomor 13-14,bersebelahan rumah kakaknya. Saat disambangi rumahnya, jendela terpajang gorden biru. Sebuah meja dengan komputer, kursi plastik dan meja tamu.
Ibu korban, Idar boru Lubis mengaku terakhir kali berbicara dengan putri ke-empat dari lima anaknya pada hari pertama puasa. "Ayu telepon saya bertanya masak makanan apa untuk berbuka. Saya jawab, mama buat kolak," ujar Idar sembari meneteskana air mata.
"Saat itu papanya minta Ayu menyerahkan sepeda motor Supranya untuk di bawa ke Kisaran. Biar dia dibelikan Scoopy saja," ujar Idar menjelaskan selama ini dia tinggal di Kisaran bersama suaminya.Yang diketahui Idar, Ayu bawa sepeda motor itu untuk diservice. Hingga kini sepeda motor itu masih dibengkel. " Tak ada firasat apa-apa atas kepergian anak yang saya sayangi itu," ujar Idar yang tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.
Berkali-kali Idar mengelap air mata yang terus bercucuran. Matanya sampai bengkak. Sesekali dia menyebutkan susuatu kalimat yang tak jelas. " Aduh, sudahlah nggak tahan lagi saya. Masak anak saya dicampakkan ke jurang, cobalah bayangkan, Ya Allah, " ujar Idar berkali-kali menyebut sambil mengurut dada.
Karena tak kuat, Idar meminta anak bungsunya Rossiana meneruskan pembicaraan pada NOVA di Aula Polresta Medan usai berbuka puasa, Senin (15/8). " Senin (1/8), keluarga sudah kehilangan kontak diduga Ayu hilang sepulang kerja di Kantor BRI Syariah Cabang Jl Putri Hijau. Kami menduga Ayu diculik," lanjur Rossi pelan.
Kehilangan Anak
Karena kehilangan anak, mereka segera melapor ke polisi. Namun, kami tak mendapat hasil apapun atas kehilangan Ayu. Empat hari kemudian, Jumat (5/8) diberitakan seorang anak menemukan sesosok jenazah wanita di bawah jembatan Tele," ujar Rossi menjelaskan jenazah lantas dibawa ke RS Hadrianus Sinaga untuk otopsi.
Setelah dapat informasi itu, kata Rossi, Sabtu (5/8) mereka sekeluarga menuju rumah sakit untuk memastikan identitas korban. Memang benar itulah jazad Ayu.Namun, saat ditemukan kami belum tahu dimana keberadaan mobil Kijang Innova hitam plat polisi BK 1356 JH.
Menurut Rossi, Ayu anak ketiga dari lima bersaudara yang semuanya perempuan." Ayu alumni Fakultas Pertanian USU.Dia itu memang anak pintar dan penurut pada ortu. Namun, yang paling mengherankan kami, paman yang berada di Jerman sempat baca statusnya di facebook yang menyatakan kalau korban minta tolong dan berada di Kabanjahe.Setelah menghilang, rekening tabungan Ayu dibobol Rp 10 juta.Setelah itu kami memblokirnya. Namun, sehari sesudahnya dibobol lagi Rp 30 juta ditarik di ATM di daerah kawasan Kabanjahe
Status http://facebook.com/wahyuni.simangunsongcoba ditelusuri NOVA ternyata masih aktif. Informasi yang diterima keluraga, sebelum hilang dan tewas, mobil Ayu dirazia oleh para pelaku berpakaian polisi. "
Biasanya, kata Rossi, selepas kerja sore sekitar pukul 16.00 Ayu minta tolong pada salah seorang supir Bank, Sofyan, untuk diantarkan ke Cambridge karena dia selalu parkir mobil disana. Selanjutnya Sofyan meninggalkan korban di depan gedung dan tak mengetahui lagi kejadian selanjutnya.
Beberapa saat setelah ditinggalkan Sofyan, lanjut Rossi, Ayu sempat menghubungi rekan kerjanya Ani melalui telepon seluler." Pada Ani, Ayu mengabarkan kalau dirinya ditilang oknum yang mengaku polisi. Ani yang memiliki teman petugas kepolisian selanjutnya menghubungi teman polisinya itu." Oknum polisi yang menilang Ayu bhakan sempat ngomong dengan petugas kepolisian yang merupakan teman Ani. Namun apa isi pembicaraannya tak nyambung."
Beberapa jam setelah kejadian penilangan, Ayu sempat ngirim pesan singkat melalui BlackBerry Massanger (BBM) pada teman kerjanya Tri yang berisi, " Aku Butuh Pertolongan". Hanya saja setelah menyampaikan pesan singkat itu, telepon selular milik Ayu sudah tak aktif saat coba dihubungi kembali.
Akhirnya, Jumat (12/8) dua pasang suami istri Erwin Panjaitan dan istri Ria boru Hutabarat diciduk dari rumah mereka di Medan Marelan sekitar 05.00 subuh. Serta pasangan suami istri Suherman dan Eva di Srigunting,Sunggal
Menurut Ria, mereka membagi hasil rampokan di Hotel kawasan Sembahe." Kami punya hutang dan untuk kehidupan rumah tangga sehari-hari. Begitu pula dengan Suherman dan Eva. Kami nekat merampok. Kami berhasil mengumpulkan Rp 43 juta lebih. Saya member Rp 8 juta pada Eva dan Suherman.Setelah itu kami bingung mau menitipkan mobil itu pada siapa. Akhirnya kami titip mobil di peternakan ayam di Deli Serdang pada Indra."
Uang yang di diterima Suherman yang sehari-hari penarik becak, dibelikan rice coker dan peralatan rumah tangga lainnya." Selebihnya bayar hutang dan untuk kebutuhan hidup sehari-hari." Selama seminggu uang Rp 8 juta habis dipergunakan Suherman dan Eva untuk bayar hutang." Kami mau saja diajak merampok oleh Erwin karena butuh uang dan pasti dapat uang banyak dari rampokan itu."
Merampok Gubernur LIRA
Keberadaan Erwin sungguh tepat. Karena saat itu Ayu melanggar lampu merah dan tak menggunakan Safety Belt. Dengan seragam polisi, Erwin menghentikan laju kendaraan Ayu. Saat itu Ayu coba minta tolong agar tak ditilang. Bermodus agar tak dilihat warga Erwin coba naik ke mobil dan mengambil alih kemudi. Sedang, Suherman membuntuti bersama Ria dan Eva.
Ditengah perjalanan tanpa banyak tanya, " kami membekap Ayu. Saya melakban seluruh kepala Ayu dan dibantu suami mengoyak di hidung untuk bernafas. Saat itulah kami menguras semua uang Ayu dari ATM miliknya.Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju daerah Toba Samosir. Dalam perjalanan Ayu tak banyak teriak karena kepalanya semua ditutup lakban. Akibatnya kondisinya kritis sehingga kami panilk. Dengan spontanitas Suherman memukuli korban. Untuk memastikan sudah tewas Suherman mencekik sekali lagi leher korban menggunakan syal hitam."
"Setelah dipastikan tewas lalu kami buang ke pinggir jembatan. Saat akan mengangkat tubuhnya. Tiba-tiba celana Wahyuni lepas. Kami tak perduli lalu membuangnya. Lalu kami balik ke Medan," ujar Ria yang terlihat lusuh ini.
Menurut Ria, sebenarnya suaminya tak mau jadi polisi. Tapi," karena didesak orang tua terus akhirnya dia jadi polisi. Tapi, karena tak minat polisi suami sering mangkir dari pekerjaannya, hingga suami saya ditetapkan disersi . Akhirnya kami beternak ayam di rumah.Tapi, karena tetangga pada ribut dengan bau tahi ayam makanya usaha kami bangkrut,"tutur Ria hanya bisa pasrah dengan hukuman yang akan dijalani bersama suaminya.
Kapolreta Medan, Kombes Tagam Sinaga melalui Kasat Reskrim Polresta Medan, AKP M Yoris Marzuki mengaku salah satu tersangka Brigadir Erwin Panjaitan juga pernah merampok dan memukuli Gubernur LIRA Sumut, H Rizaldi Mavi namun Rizaldi berhasil lolos. " Kemungkinan Erwin akan dipecat dari kepolisian." Saat ini Brigadir Erwin masih dirawat di RSU Bhyangkara Medan.
Debbi Safinaz
KOMENTAR