Toko Godang Garansi Bila Rusak
Jika Anda mencari kemasan untuk antaran kue kering, tak ada salahnya melongok kawasan pertokoan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Tempat ini dikenal sebagai sentra keranjang dan wadah aneka rupa, satu di antaranya adalah Toko Godang. Abdul Kodir Jurjani (35), generasi kedua yang mengelola toko ini menuturkan, produk kemasan yang dijualnya fleksibel mengikuti keinginan konsumen. Bahan baku seperti pandan, mendong, bambu diperoleh dari perajin di Tasikmalaya dan Yogyakarta. "Tapi, tiga tahun belakangan tren kemasan yang diminati dari bahan kertas bot (hard paper). Menjelang Lebaran permintaan meningkat," kata Jani.
Kemasan dari kertas bot warna abu-abu dan kuning setebal sekitar 2-5 mm ini mudah dibentuk, sehingga proses produksi jadi lebih cepat. Model kemasan juga cukup variatif sesuai jumlah stoples kue yang diinginkan, seperti isi dalam ukuran kilogram, dan bentuk stoples. Untuk mempercantik, permukaan kemasan dilapisi fancy paper yang dikombinasi lapisan mika dan hiasan bunga kering. Jika ingin warna atau motif berbeda, konsumen bisa membawa bahan pelapis sendiri (kain, beludru, vynil, atau kulit).
Bila ingin memesan, "Biasanya dibuat contohnya dulu. Lama pengerjaan sekitar 2-7 hari." Soal harga, kata Jani, sekitar Rp 5-200 ribu, tergantung jumlah, pemakaian bahan, waktu produksi, dan model kemasan. Selain dari Jabodetabek, konsumen juga berasal dari berbagai kota karena kemasan ini juga ditawarkan melalui website www.keranjanghantaran.com. "Paling jauh, konsumen dari Aceh, Nunukan, dan Papua." Jani pun mengaku kewalahan menerima pesanan, terutama menjelang hari raya. Dari pesanan itu, ia mampu meraup keuntungan 30-100 persen.
Bagaimana jika ada kemasan yang rusak saat diterima pemsan? "Kami sediakan garansi kalau kemasan yang diterima ternyata jebol. Rusak satu, kami ganti dua. Yang penting sama-sama puas. Dari luar negeri juga ada pesanan, hanya berat di ongkos kirim."
Tips untuk merawat kemasan hantaran cantik ini, jangan terpapar sinar matahari langsung agar warnanya tidak pudar. Jika berdebu, cukup dibersihkan dengan kemoceng atau lap kering. "Kelemahan bahan kertas memang tidak tahan air dan mudah tergores," ungkap Jani.
Usaha kue kering yang dibangun oleh Dedi Hidayat dan Diah Susilawati sejak tahun 1996 ini berkembang begitu pesat. Selain kuenya yang lezat, "Untuk antaran kami juga menawarkan kemasan yang tidak biasa," ujar Lucky D. Aria, juru bicara sekaligus Corporate Secretary J&C Cookies.
Kemasan parsel di J&C Cookies memang beraneka ragam, mulai dari tas anyaman berbahan eceng gondok, kotak kayu berbentuk bangunan, miniatur bangunan tematik, hingga kotak kayu bermotif batik.
Istimewanya, aneka kemasan ini diproduksi sendiri oleh sekitar 20 orang yang direkrut Dedi di Bojong Koneng, Bandung. "Tadinya, wilayah sekitar kami (Bojong Koneng, Red.) ini termasuk tidak aman. Lalu Pak Dedi berinisiatif memberdayakan penduduk untuk membuat kemasan parsel," ungkap Lucky.
Sayangnya, beberapa tahun lalu pemerintah sempat melarang pengiriman parsel. Momen ini disiasati oleh Dedi dengan membuat kemasan yang tak hanya berguna untuk parsel. Jadilah kreasi kemasan berbentuk aneka bangunan dari bahan kayu tipis. Bangunan yang dibuat mulai dari bentuk masjid, rumah gadang, Gedung Sate, bahkan Menara Petronas.
"Dulu, Gubernur Jawa Barat pesan khusus kemasan berbentuk Gedung Sate. Setelah beberapa kali buat, ternyata orang-orang suka," ujar Lucky.
Pernah pula J&C Cookies mendapatkan pesanan khusus dari orang Malaysia, parsel dengan kemasan tiruan Menara Petronas. "Kami buat Menara Petronas dari bahan kayu. Kebetulan bahan kayu mudah dibentuk." Sementara itu, Istana Negara lebih suka memesan kotak bermotif batik modern."
Parsel unik yang ditawarkan J&C cookies ini dibandrol mulai harga Rp 300 ribu - Rp 2 jutaan. Harga ini sudah termasuk parsel lengkap dengan minimal dua stoples hingga delapan stoples kue kering di dalamnya. "Jika berminat pada kemasannya, boleh membeli kemasan saja. Nanti dikurangi harga kue keringnya," pungkas Lucky.
Ade, Laili / bersambung
KOMENTAR