Ironis, kini baik Nis maupun Yas seolah melupakan semua yang telah terjadi. Kendati sempat menjadi rival, ketika sama-sama mengalami nasib buruk dan tinggal di satu sel tahanan, rasa cemburu di antara mereka seolah hilang dengan sendirinya. Keakraban mereka tampak jelas terlihat. Nis maupun Yas kerap terlihat saling guyon bahkan saling meledek. "Dari wajahnya, kelihatan, kok, sebenarnya Nis masih suka sama Ed," kata Yas sambil tersenyum dan melirik Nis. Mendengar ejekan itu, Nis balik menjawab. "Ah, enggak, aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan dia," jawab Nis yang mengaku sempat menyesal, namun kini berusaha tegar.
Ketika rambutnya dikepang oleh Nis, Yas pun tak sungkan mengakui, terali besi bukan menjadi penghalang cintanya pad Ed. Ia terus terang mengakui, masih mencintai Ed sepenuh hati. "Bahkan aku sama dia sudah ada kesepatakan, kalau Tuhan mengizinkan, kelak akan kami lanjutkan ke jenjang pernikahan," kata Yas sambil memandang Ed dari kejauhan.
Bagi Yas, meski Ed menjadi salah satu penyebab dirinya harus berurusan dengan hukum, itu sama sekali tak menyurutkan cintanya. "Itu semua masa lalu, yang penting ke depannya tidak," kata Yas mantap. Kendati demikian, Yas pun merasa malu dan merasa masalah ini adalah aib. "Setelah keluar dari sini, saya ingin melanjutkan sekolah di Papua. Kebetulan ada keluarga buka usaha di sana," kata anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Lantas, bagaimana dengan Ed, yang menjadi salah satu bagian penyebab terjadinya kasus ini? Remaja tamatan SMP itu bersikeras menolak disebut ikut menyebarkan foto Nis ke jejaring sosial Facebook. Ia mengaku, menerima foto Nis hanya untuk koleksi pribadi. "Yang mengambil dan menyebarkan ke internet, kan, Yas. Bukan saya," kilah Ed.
Namun, Ed mengakui, dirinya memang meminta Nis difoto "polos" kemudian mengirimkannya lewat fasilitas MMS ke ponselnya. Foto-foto itu diminta sebagai pengobat rindu, karena harus berhubungan jarak jauh. "Saya sangat mencintai Nis, tapi hubungan kami dilarang orangtua Nis," katanya. Ed pun tahu, dirinya dicibir keluarga Nis sebagai anak yang berasal dari keluarga tidak baik. "Saya sakit hati dikatakan demikian. Tapi, sakit hati itu tidak ada ada kaitannya dengan beredarnya foto Nis di internet," imbuh Ed.
Setelah "bubar" dengan Nis, Ed lalu telah menjalin asmara dengan Yas. Ia memilih Yas karena enak diajak mengobrol. Menurutnya, Yas bisa mengimbangi apa saja yang jadi topik pembicaraannya. "Karena itu saya sama dia sudah ada kesepatakan, kelak kami akan lanjutkan ke jenjang perkawinan," tegas anak bungsu dari lima bersaudara itu.
Karena cinta pulalah, Ed pun tak lagi mempersoalkan bahwa faktor yang menjadi pemicu dirinya masuk tahanan ini adalah Yas, kekasihnya. "Mau diapakan lagi? Semua ini, kan, sudah terjadi," kata Ed dengan tatapan mata yang selalu memandang ke arah sel tahanan yang berada di hadapannya, di mana dua gadis, Nis dan Yas, yang pernah menjadi korban cintanya dan kini sama-sama ditahan. Semoga ini menjadi pelajaran buat para remaja lain...
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR