Siapa bilang memancing itu kegiatan yang membosankan dan identik dengan dunianya kaum lelaki? Di Sidoarjo, beberapa lokasi pemancingan dijamin membuat istri dan buah hati betah berlama-lama. Dilengkapi dengan fasilitas bermain anak, tempat makan, plus jasa memasak hasil tangkapan.
Salah satunya, di sebuah tambak ikan yang dijadikan kolam pemancingan di Desa Kalanganyar, Sedati, Sidoarjo (Jatim). Siang itu, panas matahari terasa menyengat. Namun, tak mengurangi semangat ratusan pemancing melakukan aktivitasnya. Untuk mengurangi panas sengatan matahari, mereka duduk di bawah peneduh yang mengitari bibir kolam. Yang berbeda, para pemancing itu tidak sendirian, banyak di antara mereka justru didampingi oleh istri dan anak yang masih kecil-kecil.
Wahyudi (30) salah seorang pemancing mengakui, dulu dirinya yang hobi berat memancing itu selalu sendiri melakoni hobinya. "Justru kalau anak istri diajak kan kasihan, apa mereka tidak bosan mendampingi berjam-jam," kata lelaki asal Jateng tersebut. Namun, sekali waktu Wahyudi mengajak istri dan anaknya ke lokasi pemancingan, "Eh, enggak tahunya istri saya senang juga. Kebetulan deh, saya bisa menyalurkan hobi sambil didampingi keluarga," ucapnya yang tinggal di Wedoro, Sidoarjo. Yanti (28), istri Wahyudi mengaku senang dengan suasana alam di lokasi pemancingan. "Daripada ke mal, lebih baik ke kolam pancing. Murah tapi menyenangkan." Kelebihan lain, sambungnya, ikan hasil tangkapan bisa dimasak di tempat atau dibawa pulang untuk dibagikan ke tetangga.
Cerita serupa juga dirasakan Bambang. Bapak seorang anak yang tinggal di Jalan Bendul Merisi, Surabaya, ini kerap memboyong teman dan keluarganya ke tempat mancing. Suasana bertambah meriah karena masing-masing temannya juga membawa keluarga masing-masing. "Selesai memancing, ikannya dimasak di tempat dan dimakan bareng. Seru sekali," kisahnya antusias.
Beragam kolam pancing yang tersebar di Desa Kalanganyar ini memang memiliki keunggulan dalam fasilitas. Mulai dari jasa pembakaran ikan hasil tangkapan, tempat makan yang bersih, hingga menu makanan dan minuman.
Salah satunya, pemancingan Gemilang 2 milik Darsono. Awalnya, kolam pancingnya adalah tambak biasa. Tahun 2007 sang pemilik merombak konsepnya. Bukan sekadar sebagai tambak ikan, tetapi bisa dijadikan lokasi wisata. "Maka keluarlah ide untuk membuat tambak ini sebagai kolam pemancingan. Kami yakin kalau dikelola dengan baik, maka pasti bisa dijadikan sarana hiburan murah tapi menyenangkan," imbuh Darsono.
Untuk mengentalkan konsep wisata, pemancingan dibuat senyaman mungkin. misalnya, di tepi tambak didirikan bangunan-bangunan dan tempat duduk agar para pemancing terlindung dari sengatan panas matahari. Agar para pemancing bersemangat, di tambaknya sengaja dilepas ikan-ikan bandeng ukuran besar yang siap masak.
Selesai memancing, ikan tangkapan ditimbang dan dihargai per kilogramnya. "Kami mematok harga Rp 20 ribu untuk per kilogram ikan bandeng," jelas Darsono yang di kolamnya khusus ditebari ikan bandeng saja.
Ternyata usaha Darsono berbuah manis. Kolamnya ramai dikunjungi. Darsono pun tak berpuas diri. ia justru melebarkan konsep usahanya menjadi kolam pemancingan untuk keluarga. Salah satu caranya dengan mendirikan rumah-rumah untuk beristirahat, plus menyediakan jasa memasak ikan hasil tangkapan. Hasilnya? "Memang benar, sejak itu para pemancing datang berbondong-bondong memboyong keluarganya. Enak kan, setelah capek mancing, ikan segar langsung bisa dinikmati bersama di tempat."
Bagaimana dengan biaya jasa memasak ikan? Ternyata, dihitung per ekor ikan bakar sebesar Rp 4.500. Jika ingin jasa cabut duri juga bisa, tinggal tambah Rp 2.500 per ekor. "Itu sudah termasuk sambal dan lalapan, tetapi belum termasuk nasi," paparnya yang juga menyediakan persewaan kail serta umpan ikan.
Selain di Kalanganyar, pemancingan Delta Fishing (DF) di Desa Prasung Kec. Buduran, Sidoarjo juga memiliki konsep rekreasi keluarga. Di tempat seluas 2 hektar ini fasilitasnya pun cukup lengkap. Berbeda dengan kolam milik Darsono, di sini kolam diisi berbagai jenis ikan mulai nila, gurame, patin, bawal hingga udang. Tersedia juga berbagai fasilitas permainan anak-anak, seperti lokasi outbond, flying fox, sepeda air hingga kolam renang. Ingin mengadakan pertemuan DF pun memiliki aula yang cukup besar.
Tak heran, meski berada jauh di pinggiran jantung Kota Sidoarjo, setiap hari terutama saat liburan, lokasi wisata dijejali pengunjung. "Hari raya (Idul Fitri) tahun lalu, sehari ada 10 ribu pengunjung yang datang kemari," kata Atrica (21) pengelola DF yang mematok tiket masuk menggunakan sistem tiket terusan.
Atrica mengisahkan, DF baru dua tahun berdiri atas ide H. Chusnul Ghofur, pemilik DF, yang semula hanya ingin mendirikan lokasi pemancingan saja. Saat itu Chusnul menginginkan, bagaimana membuat pemancingan yang bersih, nyaman dan kolamnya berukuran besar. Setelah sukses, barulah Chusnul melengkapinya dengan fasilitas outbond yang tersedia dalam berbagai paket dengan panduan seorang instruktur.
Untuk makanan, restoran yang ada di tepian kolam pancing juga menyediakan berbagai makanan dan minuman, termasuk menerima jasa pengorengan atau bakar ikan untuk dinikmati disana. "Pokoknya kita berusaha bagaimana DF menjadi salah satu pilihan tempat hiburan yang murah dan meriah," kata Atrica.
Syamsul (55) dari Sepanjang, Sidoarjo, sore itu sangat menikmati suasana DF. Ia datang memancing bersama keponakannya. Sambil lesehan dia asyik menunggu saat-saat umpannya termakan ikan. "Saya baru sekali ini datang, tapi rasanya menyenangkan," ujarnya.
Gandhi Wasono M
KOMENTAR