Misalnya mengunjungi Candi Prambanan, jangan lupakan pula singgah ke Candi Ratu Boko. Untuk bisa berkunjung ke Prambanan, bisa dijangkau dengan bus TransJogya dari arah Stasiun Tugu maupun Bandara Adisucipto. Nah, dari Komplkes Candi Prambanan inilah, akan ada shuttle bus ke Candi Ratu Boko.
Bila langit cerah, sebelum mendaki ke bukit Boko, singgahlah sementara di Plaza Andrawina di kompleks Candi Ratu Boko. Dari sini bila wisatawan menghadap ke utara dapat menyaksikan dengan jelas kemegahan dan keindahan Gunung Merapi. Di Plaza yang open air ini pula sering dijadikan area pementasan sendra tari Ramayana bagi tamu asing atau perhelatan pernikahan.
Legenda yang mewarnai candi ini adalah cerita tentang Ratu Boko yang suka memangsa sesamanya. Alkisah, Boko kecil tinggal bersama ibunya. Suatu kali sang ibu tengah memasak sementara Si Boko sudah kelaparan. Panik, Sang Ibu pun teriris jarinya hingga berdarah. Tak sengaja, darah itu turut termasak dan akhirnya termakan oleh Boko. Ia merasakan betapa nikmatnya darah manusia. Sejak itulah Si Boko yang kelak menjadi seorang raja, suka memakan daging manusia. Tentang kebenaran cerita itu Wallahualam.
Peninggalan Syailendra
Candi Ratu Boko yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra, pada abad ke-8. Komplkes Candi Ratu Boko ini konon dulunya bernama Abhayagiri Vihara yang berarti biara di bukit yang penuh kedamaian. Dan memang benar, kala kita berada di puncak ketinggian Candi Ratu Boko Suasana tenang, masih bisa peroleh.
Wisata ke Candi Ratu Boko, kita akan menyaksikan sekian banyak petilasan istana megah seluar 250 ribu meter pesegi yang terbagi menjadi empat bagian. Yakni, tengah, tenggara, dan timur. Di Bagian tengah, kita akan menjumpai Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban atau tempat menghadapnya rakyat pada Sang Raja.
Di bagian tenggara, kita akan menemui Pendopo, Balai-Balai, tiga buah candi, kolam dan kompleks bekas Keputren atau tempat para puteri keraton beraktivitas. Sedangkan di bagian timur kita akan menjumpai kolam. Nah, bila ingtaan kita merekonstruksi semua bangunan itu, bisa dibayangkan betapa di abad ke-8 Istana itu benar-benar megah.
Tak Peduli Lingkungan
Sayangnya, masih ada saja wisatawan yang tak peduli pada lingkungan kala menyusuri setapak demi setapak kompleks Candi Ratu Boko. Misalnya, main corat-coret di sebuah arca yang berada di bukit. Atau membuang sampah bekas pembungkus makanan dan minuman hingga semua itu mengganggu pemandangan dan mengotori lingkungan. Sudah seharusnya bangsa besar yang dianugerahi alam yang indah dan peninggalan begitu bersejarah menjaga kelestarian dan kebersihannya. Selamat liburan.
Rini
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR