Hasil kerja keras yang kini dicapai Agus dan Tutik, tak cuma dinikmati keluarganya saja. Pasangan ini juga memiliki sejumlah anak angkat yang berhasil mandiri. Sejumlah anak putus sekolah dibantu Agus dan Tutik, bahkan ada yang berhasil bekerja di sebuah hotel di Dubai, Uni Emirat Arab.
"Saya kurang tahu mereka dapat informasi dari mana tentang Roemah Pastry. Yang jelas, mereka datang dan minta bantuan kami. Sebenarnya kami cukup selektif memilih karyawan. Tapi melihat niat dan kejujuran mereka serta hasil kerjanya, kami terima mereka bekerja dengan kami. Alhamdulillah, ada yang sudah bisa punya lahan pekerjaan sendiri," papar Tutik.
Salah atu karyawan Roemah Pastry yang sudah berhasil mandiri adalah Iwan Priantono (25). Ia menceritakan, "Saya dikenalkan senior saya yang pernah bekerja di Wahyu Austin Roemah Pastry. Saya lalu membantu bikin aksesori kemasan kotak pastry dan dapat upah," papar Iwan.
Dua tahun yang lalu, kenang Iwan, ia mendapat informasi dari salah satu seniornya jika Agus tengah membutuhkan tenaga bantu membuat kemasan kotak menjelang bulan puasa. "Saya lalu mengajukan diri bersama teman untuk membantu. Selesai membantu, saya tidak kerja lagi," ujarnya.
Setahun belakangan, Iwan kembali mengunjungi Agus dan Tutik. Kemudian kembali membantu membuat kemasan cake Roemah Pastry. "Akhirnya, membuat kemasan kue malah jadi usaha saya sendiri, bukan lagi sekadar membantu Pak Agus," tutur Iwan bangga.
Saat ini, Iwan memang masih cenderung menunggu pesanan yang datang, namun ia menyadari potensinya menjual kemasan kue dinilai cukup bagus, sebab kue akan terlihat semakin bernilai bila dikemas dalam kemasan yang cantik dan menarik, seperti buatannya.
Kemasan buatan Iwan cukup variatif dengan kualitas karton lebih tebal, namun harga cukup murah. Hal ini menjadi andalan untuk memasarkan berbagai kotak kemasan yang dibuatnya.
"Saya cuma lihat contoh lalu mencoba membuat berbagai bentuk yang unik dengan warna-warna yang elegan tapi fungsional, agar kotak buatan saya banyak dilirik konsumen. Sementara ini, sih, pelanggan tetapnya masih Roemah Pastry, tapi saya berharap ke depan bisa menggaet lebih banyak pelanggan. Jadi, saya bisa punya penghasilan yang lebih tetap," harap Iwan.
Tentu saja Iwan sangat terbantu oleh keberadaan Agus dan Tutik. Sehingga Iwan masih memiliki harapan untuk dapat menyambung kuliahnya lewat menjual kemasan kotak kue. Sebab Iwan memiliki cita-cita ingin hidup lebih baik.
Gege Meinar Arianto (32), mengaku beruntung bisa bertemu Tutik. Ia berkenalan dengan Tutik pada 2001 ketika sedang megikuti training di Hotel Novotel Jogja. "Beliau mengajak saya bergabung mengerjakan proyek Hotel Hilton, di bagian opening team atau bagian kitchen di Jeddah, Saudi Arabia. Senang dan bersyukur bisa bertemu Ibu Tutik. She is like my second mother, beliau ibu kedua saya. Dengan ikut jadi bagian opening team, saya akhirnya bisa berkenalan dengan sejumlah chef dan beberapa teman. Hasilnya, saya bisa bekerja di Dubai," kisah pria kelahiran Kebumen ini.
KOMENTAR