Selain penyajian menu, interior menjadi daya tarik utama sebuah restoran. Lihat saja Toast House di Gandaria City Lantai 2, Jakarta. Sekeliling resto dipasang tanaman bambu. "Bambu hoki menjadi interior karena bisa mendatangkan keberuntungan," jelas Maey Tengga, Supervisor Toast House.
Karena pemiliknya, Deepak, adalah orang India, maka makanan yang disajikan pun berbumbu India, meski tidak semuanya. "Menu andalan kami Shremp Island Beach Toast, yaitu bihun goreng, baso, udang, dan ikan diletakkan di atas roti tawar. Ditambah saos dan mayones. Atau Chicken Tandori Toast, yaitu paha ayam yang diungkep bumbu-bumbu India lalu dipanggang dan diletakkan di atas roti."
Menu yang selalu dicari sejak restoran ini buka, lanjut MAey, memang kedua menu tadi. "Awalnya memang tidak pakai roti, hanya disajikan di piring saja. Tapi namanya juga Toast House, orang mulai tanya dan mencari rotinya, akhirnya kami tambahkan roti," jelas Maey yang tidak menyajikan minuman khusus.
Meski di hari biasa pembeli masih di bawah target, tapi di akhir pekan pembeli bisa sampai antre sampai ke luar resto. "Jumlahnya bisa mencapai 200 orang. Sampai-sampai ada yang pesan tempat dulu sebelum ke sini. Kami sudah menambah kursi di luar agar bisa menampung lebih banyak orang," tutur Maey. Semua bahan dasar Toast House, kata Maey, dari Indonesia.
Warung kopi dan roti bakar Indung milik Mayang Sekar Mutia (31) di Jalan Riau No. 66, Bandung tampak sederhana dengan aksesori bambu. Di dinding kayunya tergantung sejumlah lukisan milik Hayi Makmun, sang ibu yang juga seorang perupa di Kota Bandung. Selain memanjakan mata, Warung Indung juga disukai karena roti bakarnya yang enak dan murah meriah.
Roti Bakar Daging Sapi Saus Tiram dan Roti Bakar Saus Mexico andalan resto ini, misalnya, hanya dipatok harga Rp 12 ribu saja. Yang juga digemari, adalah roti bakar manis dan asin dengan variasi topping hingga 25 rasa.
"Robak atau roti bakar yang dibuat di Warung Indung memang memiliki resep sendiri karena rotinya homemade. Renyahnya benar-benar terasa," cerita Mayang.
Dengan keistimewaan itu, Warung Indung yang buka sejak pukul 17.00 hingga 23.00 WIB ini tak pernah sepi pengunjung. Dengan tempat yang luas, Warung Indung bisa menampung hingga lebih dari 100 orang. Tinggal pilih saja, jika ingin menikmati pemandangan outdoor, bisa memilih duduk di taman belakang. Dan bila ingin lesehan dan mengistirahatkan kaki yang penat setelah berbelanja, juga tersedia tempat khusus di bagian dalam resto.
Nove, Swita
KOMENTAR