RM Moro Seneng Tenan
Waduk Gajah Mungkur menawarkan pesona alam yang bisa membuat relaks dan nyaman. Terletak di Wonogiri Selatan, obyek wisata bendungan ini memang tak pernah sepi dikunjungi pelancong dari sekitar Solo dan Jateng. Jika tiba musim liburan atau hari Raya, obyek wisata andalan Kota Wonogiri ini dipadati wisatawan lokal.
Namun, di balik eksotika alamnya yang menawan, masih ada obyek lain yang bisa dinikmati di lokasi ini. Sekitar 300 m ke arah Selatan dari waduk, terdapat rumah makan luas dan nyaman yang menawarkan menu ikan tangkaran dari Waduk Gajah Mungkur. Namanya, RM Moro Seneng Tenan.
Rumah makan milik Lustin Chandra (34) ini memang tak pernah sepi pengunjung. Di hari-hari biasa, meski obyek wisata Waduk Gajah Mungkur sedang sepi, rumah makan ini tetap dikunjungi pelanggan secara teratur. Ketika tiba hari Sabtu dan Minggu, rumah makan ini semakin ramai, baik oleh muda-mudi maupun keluarga.
Di akhir pekan itulah, rumah makan milik Lustin ini bisa menghabiskan 1 kwintal ikan per hari. Nah, jika tiba musim liburan seperti Hari Raya Lebaran, rumah makan ini bahkan bisa menghabiskan hingga 1 ton ikan dalam sehari. "Masa panen" di hari raya ini, konon, bisa berlangsung hingga 10 hari lamanya.
Bisa dikatakan, rumah makan yang berlokasi di pinggir tebing Waduk Gajah Mungkur ini memang menjual suasana. Sambil menikmati aneka sajian ikan, Anda juga sekaligus bisa menikmati pemandangan indah dari atas waduk. Lustin mengakui, pemandangan adalah salah satu faktor yang menjadikan rumah makannya tak pernah sepi pengunjung.
"Menu makanan yang kami tawarkan juga memang jadi daya tarik utama. Tapi, kebetulan kami juga punya view yang bagus dari atas bendungan," ungkapnya sambil memaparkan, rumah makan miliknya disukai warga Solo dan Jateng karena menawarkan tempat makan lesehan yang santai.
Kendati kini Lustin telah sukses mempertahankan keramaian rumah makannya, bukan berarti sejak awal ia sudah berniat membuka rumah makan di tempat ini. Keluarganya yang memiliki hotel sejak 1995, ingin memperluas fungsi hotel dengan membeli tanah dekat waduk.
"Kami merasa perlu menjaga lokasi hotel dengan membeli tanah di sekitarnya, termasuk di seberang jalan (tebing pinggir waduk, Red.). Lalu, kami bangun restoran untuk menunjang kegiatan pelatihan maupun gathering yang sering diadakan di hotel kami," ungkapnya.
Kebetulan, Lustin yang sudah bosan bekerja pada orang lain, berniat ingin berwiraswasta. Mulailah RM Moro Seneng Tenan dikelolanya dengan serius. Tak tanggung-tanggung, modal sebesar Rp 500 juta Lustin gelontorkan untuk membuat pondasi setinggi 10 meter dari tanah yang berbentuk miring, sehingga bangunan rumah makan menjadi sejajar dengan tinggi jalan raya.
KOMENTAR