Kartu kredit, lanjut wanita berjilbab ini, sebaiknya hanya dimiliki oleh orang yang sudah punya penghasilan sendiri. Makanya ia tidak menyarankan orang punya kartu kredit (kartu tambahan), tanpa ada penghasilan. "Kalau tanpa penghasilan kita terbiasa mengunakan tanpa tahu kapan dan darimana akan membayarnya."
Untuk yang sudah bekerja pun, Prita menyarankan agar limit kartu kredit disesuaikan. "Jangan sampai gaji Rp 2 juta tapi limitnya sampai 20 juta," jelas Prita yang menyarankan bagi yang punya penghasilan sebaiknya punya dua kartu kredit. "Satu kartu untuk pengaturan arus kas, satu untuk keadaan darurat."
Hanya saja setiap kali transaksi dengan kartu kredit, lanjut wanita yang juga penulis buku perancang keuangan ini, harus yakin bahwa saat jatuh tempo kita mempunya dana untuk membayar tagihan. "Yang pemegang kartu kredit itu sadar bahwa fungsi kartu sakti ini hanya sebagai alat menunda pembayaran, bukan sebagai sumber penghasilan. Utang tetaplah utang yang harus dibayar."
Kalau toh karena sesuatu hal hingga Anda tak bisa membayar semua tagihan kartu kredit, Prita menyarankan agar mendata asset yang kita punya. "Misalnya, kalau kita punya utang Rp 20 juta, sementara di rumah masih ada mobil, sebaiknya dijual." Jika sampai kita tak punya asset lagi, "Ya, jalan satu-satunya harus negosiasi dengan pihak bank untuk minta keringan. Tapi pastikan tidak lagi menggunakan kartu yang masih ada utangnya tersebut."
Krisna
KOMENTAR