Sebagai kaum sosialita pada umumnya, Inong juga punya banyak kegiatan. Salah satunya, arisan dengan menggunakan mata uang dolar Amerika. Acara arisan ini rutin digelar ibu-ibu sosialita di sebuah kafe elit di kawasan Jl. Sudirman, Jakarta. Namun menurut sebuah sumber NOVA yang enggan dibuka identitasnya, sebelum kasus pembobolan Citibank ini terkuak ke publik, Inong sudah mengurangi pergaulannya dengan kaum jetset Jakarta.
"Mungkin dia malu, ya, punya gandengan brondong (anak muda, Red.) si AG itu. Nah, waktu dia ditangkap polisi, pada kaget semua dan baru percaya setelah ditayangkan di televisi," ujar si sumber.
Selain ramah dan supel, Inong juga dikenal selalu tampil stylish. Untuk penampilan, Inong memang tak segan mengeluarkan anggaran unlimited alias tak terbatas. Andre Frankie (42), perancang busana dan pembuat buku The Art of Kebaya, bisa menjadi saksinya. Satu ketika, cerita Andre, sekitar Januari 2010, Andre ditelepon Inong yang belum pernah dikenalnya. "Dia minta dibikinkan tiga helai kebaya dan ingin ikutan foto buat buku saya yang waktu itu baru saya buat konsepnya."
Memang, meski baru berupa konsep, rencana penerbitan buku itu rupanya sudah beredar di kalangan kaum sosialita. Mereka pun "berebut" ingin tampil di buku tersebut. "Rupanya dia tertarik waktu melihat temannya, pelanggan saya, mengenakan kebaya rancangan saya. Dia lalu tanya, di mana bikin kebayanya. Klien saya kemudian memberikan nomor telepon saya. Jadilah dia telepon," papar Andre kepada tabloidnova.com..
Buku yang konsepnya disusun nyaris memakan waktu dua tahun itu, kisah Andre, memang menggunakan model ibu-ibu sosialita. Mulai dari artis TiTi DJ, Miranda Goeltom, Rini Sutiyoso, Karlina Candra, Meyta Anton, Deisti A. Novanto, Aimee Juliette, hingga Inul Daratista mejeng di buku yang dibandrol dengan harga Rp 2 juta per eksemplar itu. "Mereka membeli hasil rancangan saya untuk dikenakan sendiri dan difoto. Hasilnya dimuat di buku. Karena Malinda membuat tiga kebaya, dia pun ikut foto."
Saat memesan kebaya pun, kata Andre, Inong tak menanyakan berapa harga per kebaya. Padahal, sepotong kebaya karya Andre harganya bisa mencapai Rp 50 juta. "Saya rasa anggarannya untuk bikin kebaya unlimited, ya. Asal tahu saja, saya membuat kebaya dengan bahan lace Perancis dan full dijahit tangan," ujar Andre untuk memberi gambaran mengapa kebaya haute couture buatannya sangat mahal harganya.
Begitulah, setelah berhubungan lewat telepon, Inong lalu datang ke rumah Andre di bilangan Cipete, Jakarta Selatan untuk ukur badan. Lalu lain hari, ibu tiga anak ini datang lagi untuk fitting kebaya. "Dia selalu datang bersama sopirnya dengan mobil Alphard hitam. Tetapi saya tidak mau bertanya apa pekerjaannya. Waktu itu dia mengaku sebagai President Commisioner PT. Sarwahita Global Management," tutur Andre.
Pertemuan ketiga dengan Inong, terjadi ketika ada acara pemotretan di Buddha Bar. Pada sesi pemotretan itu, Andre melihat Inong didampingi Andhika Gumilang, mengendari mobil Alphard. "Waktu itu saya dikenalkan, tetapi Malinda tidak menyebutkan status hubungannya dengan Andhika. Saya juga tidak menanyakan bagaimana hubungan keduanya. Kami yang mencerna dan berpikir sendiri saja seperti apa kedekatan mereka."
Ketika tiba saatnya peluncuran buku The Art of Kebaya, pada April 2010 di The Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta, Inong ikut berlenggak-lenggok di catwalk. Gayanya tak kalah luwes dengan para peragawati profesional. Di halaman 33 dan 34 buku karya Andre, Inong terlihat mengenakan kebaya warna hitam dan keunguan berkerah tegak. Andre, yang terbiasa membuat kebaya mengikuti karakter pemesannya, mengaku terinspirasi Queen Elizabeth dari Inggris. "Kebetulan dia, kan, kayak princess. Jadi, saya buatkan kebaya dengan kerah tegak bertema Queen Elizabeth dan dia setuju."
Inong, lanjut Andre, juga tidak rewel soal desain. Namun Andre mengakui, ia sedikit mengalami "kesulitan" dengan ukuran tubuh Inong yang agak berbeda dibanding rata-rata kliennya selama ini. "Pinggangnya kecil, sementara ukuran bra-nya 44. Jadi, itu bukan diperbesar busa bustiernya," ungkap Andre.
Rini Sulistyati
KOMENTAR