Kamis (10/3) lalu, seperti biasa suasana Desa Dawung, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terasa aman dan tenteram. Para penduduk sibuk ke sawah atau ladang untuk bercocok tanam. Begitu juga Kampri (51) dan putra keduanya, Heri Supriyanto (27). Mereka sibuk menanam jagung di ladang sebelah rumah. Berdua, mereka berbagi air minum dari botol air yang diletakkan di atas meja di dalam rumah.
Sekitar pukul 10.00, Heri yang haus, masuk ke dalam rumah untuk minum. Hanya dalam hitungan detik setelah menenggak air dalam botol, Heri menjerit kesakitan. Ia juga mengaduh karena tenggorokannya terasa kering dan gatal. Tangannya sibuk memegangi perutnya yang katanya terasa sangat mual. Mendengar teriakan Heri, Kampri langsung berlari menuju rumahnya yang berdinding bambu dan berlantai tanah itu. Ia pun terkejut melihat Heri limbung sambil memegang perut, muntah-muntah, kemudian jatuh pingsan.
Kampri segera berteriak minta bantuan tetangga. "Waktu itu rasanya jantung saya copot. Saya pikir dia sudah tidak bisa tertolong lagi," kata Kampri, Rabu (16/3). Untungnya, Heri yang segera dibawa ke Puskesmas Jogorog, mendapat pertolongan pertama yang memadai. Setelah siuman, kondisinya berangsur-angsur membaik.
Entah kenapa, cerita Kampri, dalam keadaan genting itu, pikirannya langsung tertuju pada Sang Istri. Kampri begitu yakin, istrinya, Kus (47), membubuhkan racun ke air minum di botol. "Bagaimana tidak curiga? Sejak pagi, air itu saya minum bergantian dengan Heri tidak apa-apa tapi, kok, mendadak jadi begitu? Saya yakin si pemberi racun adalah istri saya, sebab beberapa saat sebelum Heri masuk rumah untuk minum, sekelebat saya melihat istri saya masuk rumah duluan," papar Kampri.
Keyakinan Kampri makin kuat setelah melihat perilaku Kus yang terkesan aneh sejak kejadian itu. Di saat semua orang sibuk mengurusi Heri, sang istri justru masuk ke rumah orang tuanya yang selama ini ditempati bersama Heri dan anak bungsunya, tanpa menghiraukan keadaan anaknya. Rumah Kampri dengan tempat tinggal Kus hanya berjarak sekitar 50 meter. Pasangan ini memang sudah pisah rumah beberapa lama.
Kesal, Kampri melaporkan sang istri ke Polsek. "Sesabar-sabarnya orang, tetap ada batasnya. Kalau diperlakukan seperti itu, siapa pun tidak akan terima," katanya. Petugas lantas meringkus Kus tanpa kesulitan. Kepada polisi, perempuan itu mengaku membubuhkan racun ke dalam botol air minum itu. Sasarannya sebetulnya bukan Heri, melainkan Kampri. Kus juga mengaku, perbuatan itu diotaki oleh Nar, tetangga sekaligus kekasih gelapnya. Saat Kus dijemput Polisi, Nar menghilang entah ke mana.
Soal hubungan gelap itu, bukannya tak diketahui Kampri. Ia sudah sejak lama tahu istrinya berpacaran dengan Nar. Bahkan, kata Kampri, perselingkuhan itu lah pemicu ketidakharmonisan rumah tangga mereka.
"Saya pernah, kok, memergoki mereka. Waktu itu, tanpa sengaja melihat ada bayang-bayang sepasang manusia di tengah malam. Waktu saya sorot dengan lampu senter, ternyata Kus sedang berjalan beriringan dengan Nar ke tengah persawahan. Beberapa saat kemudian, keduanya muncul kembali dari arah lain. Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan di tengah malam," papar Kampri yang merasa sakit hati karena perkawinannya dikhianati.
Masalah jadi tambah runyam karena setiap kali ditanyakan soal hubungan asmaranya dengan Nar, sang istri justru balik marah. "Saya akui, saya ini suami yang kalah sama istri. Watak istri saya keras. Saya baru mengucap satu kalimat, dia jawabnya sepuluh kalimat. Itu dalam hal apa pun. Nah, daripada ramai didengar tetangga, saya diamkan saja," kata Kampri sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.
KOMENTAR