Kampung Sanan yang tersohor dengan produksi tempenya telah berkembang pesat hingga menjadi pusat produksi rumahan keripik tempe. Bahkan, hampir 95 persen warganya memproduksi tempe dan keripik tempe. Salah satu yang ada di Kampung Sanan yakni Keripik Tempe Hikmah, yang sudah ada sejak 1980-an.
M. Yusuf Yudiansyah (34) atau Yudi, pemilik Keripik Tempe Hikmah, menuturkan, mulai menggeluti usaha keluarga selepas krisis moneter tahun 1998, dimana usaha ini sempat mengalami kebangkrutan. Untuk kembali bangkit, di tahun 2000 Yudhi nekat membeli dua alur tempe yang kemudian diolah menjadi keripik. Ketika itu, keuntungan yang didapat hanya Rp 8 ribu. Namun, sekarang ini ia sudah mampu mencetak omzet luar biasa besar.
"Alhamdulillah, sudah bisa beli rumah dan tahun ini bisa menunaikan ibadah haji. Saya juga sudah punya sembilan karyawan dan bisa mendistribusikan keripik tempe sampai ke Kaimantan bahkan Hong Kong," tutur Yudi, saat ditemui di tokonya, Selasa (18/1).
Menurut Yudi, meskipun warga Kampung Sanan banyak yang memproduksi keripik tempe, namun rasa Keripik Tempe Hikmah diakui lebih nikmat karena memiliki bumbu rahasia yang bisa membuat tempenya lebih gurih dan renyah, tanpa bikin sakit tenggorokan.
Sebagai bentuk inovasinya, Yudi juga berusaha meraih pasar anak muda dengan membuat banyak varian rasa. Antara lain rasa balado, barbeque, jagung bakar dan keju, meskipun rasa yang orisinal tetap bertahan jadi favorit.
Satu lagi yang membedakan Keripik Tempe Hikmah dengan yang lainnya, bisa dipastikan keripik ini tak bisa didapatkan di tempat lain yang bukan agennya karena Yudi sudah punya sistem pemasaran yang jelas. Selain itu, Keripik Tempat Hikmah hanya bisa didapatkan di Kampung Sanan saja.
"Keripik tempe buatan saya bisa bertahan maksimal satu bulan, warna dan rasanya tidak akan berubah karena kemasannya pakai plastik transparan, jadi bisa dilihat kalau sudah tidak bagus lagi tempenya," ujar Yudi yang selanjutnya ingin berinovasi lewat kemasan keripiknya.
Seperti halnya Keripik Tempet Hikmah, keripik tempe buatan Tohir (51), warga Kampung Sanan, juga cukup terkenal hingga luar Jawa Timur. Menurutnya, keripik tempe made in Kampung Sanan rasanya sangat khas dan beda. "Bahan dasarnya memang dari tempe berkualitas, jadi ketika diolah jadi keripik, rasanya makin lezat lagi," kata Tohir setengah berpromsoi.
Kendati produsen keripik tempe di Kampung Sanan jumlah sekitar 150 produsen, namun masing-masing memiliki bumbu rahasia tersendiri dalam membuat adonannya. "Dari adonaan itulah yang membedakan antara rasa satu produsen dengan yang lainnya," kata Tohir.
Swita, Gandhi
Foto: Gandhi
KOMENTAR