Kuda Poni di Jendela Alam
Si Kecil ingin tahu bagaimana rasanya memerah susu sapi atau memetik langsung buah stroberi? Atau bermain bersama Alam di anak sapi atau Rocky si kuda poni yang lucu dan menggemaskan? Jendela Alam (JA) yang terletak di Jalan Sersan Bajuri, Bandung Utara, bisa menjawab keinginan itu.
Pemiliknya, dr. Kelly, adalah seorang dokter anak yang sangat menyukai dunia anak-anak, hewan, dan tumbuhan. Berkeinginan menyajikan alam dari sudut pandang anak-anak, ia lalu mendirikan JA pada 2008 di atas tanah seluas 1,2 hektar.
JA paling cocok dikunjungi para keluarga, untuk memperkenalkan alam kepada si buah hati. Kegiatan pertanian seperti bercocok tanam, pembibitan dan perkebunan bisa dilakukan langsung di sini. Kegiatan peternakan seperti memerah susu sapi, menunggang kuda poni, memberi makan berbagai ternak juga bisa dilakukan Si Kecil.
Ada 4 jendela yang bisa dinikmati di JA. Jendela Air (kolam renang, waterboom, penjernihan air, water ball), Jendela Petualangan (Flying Fox, V Bridge, Jembatan goyang, Halang Rintang, Papan Panjat), Jendela Bermain (Bersepeda, Trampoline, Bak Pasir, Playground), dan Jendela Hewan (peternakan kelinci, ayam, burung, kambing, kuda poni).
Di JA, anak-anak juga bisa belajar cara menanam tumbuhan dengan teknik hidroponik. "Atau belajar menanam dalam botol bekas air mineral, mengurangi limbah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan."
Meski kebanyakan menerima tamu berombongan, masyarakat umum juga boleh masuk dengan membayar tiket Rp 6 ribu. Biasanya, hari libur sekolah atau Lebaran paling ramai dikunjungi. "Kebanyakan memang paket anak-anak SD yang rutin ke sini. Mau belajar apa saja, tergantung permintaan sekolah. Ada yang belajar memerah sapi, melihat ayam bertelur dan menetas. Atau belajar biologi bersama dokter hewan, bedah kelinci misalnya. Tinggal datang saja, semua keperluan sudah disediakan."
Biaya pun bisa disesuaikan, umumnya Rp 25 ribu peranak. Jika ditambah menginap di rumah penduduk, tentu biaya akan bertambah, sekitar Rp 200 ribu per malam.
Di lokasi yang sama dengan Jendela Alam, ada pula tempat rekreasi alam lain bernama Kampung Gajah (KG). Dulu, tempat ini bernama Century Hills, lalu diambil alih KG menjadi tempat wisata. Di atas ketinggian 900 mdpl dan di atas lahan seluas 60 hektar ini, pengunjung dapat melihat keindahan Kota Bandung dari ketinggian.
KG menyuguhkan aneka permainan, wisata belanja dan kuliner sejak 25 Desember 2009. "Pemiliknya, Ferry Kurniawan, senang berwisata dunia. Konsep dari berbagai tempat wisata dunia, ia dipindahkan ke KG. Ya, mirip Dufan di Jakarta, wahana rekreasi dengan ragam permainan," jelas Susan Dewi P, Marketing Support KG.
Rencananya, KG akan dijadikan tempat wisata yang komplit dengan hotel 12 lantai, factory outlet, convention hall untuk rapat atau pesta nikah, 4 kolam renang air hangat, arena bermain anak, arena motor trail, sky rider, bumper boat, dan banyak lagi. Setiap permainan dikenakan biaya Rp 25 ribu sampai Rp 150 ribu. "Kelak, jika semuanya sudah berdiri, pengunjung bisa membeli tiket terusan seharga Rp 200 ribu, sudah bisa menikmati semuanya," papar Susan.
Responsnya cukup bagus. Di saat libur panjang, KG bisa didatangi 5 sampai 6 ribu pengunjung, weekend sekitar 2-3 ribu orang, sementara hari biasa 200 orang.
Bagi peminat makanan, pengunjung bisa merasakan berbagai macam kuliner khas Bandung. Menu favorit anak-anak yang ada di KG adalah pancake berbentuk gajah dengan topping es krim.
Ikon permainan KG adalah sky rider. Permainan ini mirip dengan flying fox, tapi dengan posisi tidur. Jarak tempuhnya mencapai 500 meter. Pengalaman memetik stroberi langsung dari kebunnya juga bisa didapat di KG. "Bagi yang datang berkelompok, akan diblok lahan stroberinya, jadi tidak terganggu pengunjung lain."
Sayangnya, belum ada sarana outbond karena KG masih dalam tahap pembangunan. "Hotelnya belum selesai, jadi kami hanya menyediakan dua bangunan rumah yang bisa disewakan, dengan kapasitas 30 orang," tutur Susan.
Noverita / bersambung
Foto: Dok Jendela Alam, Noverita
KOMENTAR