Pada episode itu, hypnotherapist Ferdian Setiawan Setiadi menghipnosis artis komedi Caisar Putra Aditya supaya tak takut pada anjing dan melihat hewan tersebut lucu seperti seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb, yang telah tiada.
"Yang pertama, kami ada pemantauan 24 jam terhadap siaran televisi. Setelah kami teliti, ternyata memang ada pelanggaran berat di situ (dalam YKS episode 20 Juni 2014) selama 10 menit," kata Agatha seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com di Jakarta..
Dalam penilaian Agatha, kesalahan utama YKS adalah mengasosiasikan manusia seperti hewan.
"Ini telah melanggar Undang-Undang Penyiaran Pasal 36 Ayat 6 Tahun 2002 yang berisi, 'Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional," jelas Agatha.
"Ini kan menyangkut martabat manusia ya, apalagi diasosiasikan dengan hewan anjing. Ini pelanggaran berat, bisa pidana, dan yang disangkakannya adalah penanggung jawab program tersebut. KPI menyesal, kenapa pada saat 10 menit pelanggaran yang cukup lama itu tidak ada penanggung jawab yang in charge di sana meng-cut acaranya," sambung Agatha.
Atas dasar hal itu, lanjut Agatha, KPI akan memanggil Direktur Utama TransTV untuk memberi klarifikasi.
"Kami sudah menerima pengaduan dari budayawan Betawi pagi tadi dan tadi siang kami menerima budayawan Betawi JJ Rizal, dia sudah menulis surat aduan. Karena itu, kami akan memanggil Direktur Utama TransTV untuk mengklarifikasi," terang Agatha lagi.
Lebih lanjut, Agatha mengatakan, TransTV bisa terkena sanksi berat atas pelanggaran tersebut.
"Ini kan YKS melanggar bukan sekali ini saja. Sebelumnya juga sudah pernah melanggar. Jadi, nanti penetapan sanksi akan diputuskan setelah kami melakukan rapat pleno. Rapat pleno akan dilakukan setelah pemanggilan Direktur Utama TransTV," papar Agatha.
Secara pribadi, Agatha bisa mengerti perasaan keluarga Benyamin. "Yang kedua, kami memaklumi perasaan keluarga almarhum karena ini menyangkut martabat seseorang," ucap Agatha.
Selain itu, Agatha berharap agar kesalahan itu bisa menjadi pelajaran bagi pihak-pihak stasiun televisi lainnya.
KOMENTAR