Pementasan yang digelar atas kerjasama Titimangsa Foundation bersama The Jakarta Post ini menjadi puncak pementasan dengan skala terbesar dari serangkaian pertunjukan Monolog Inggit selama ini.
Pada pementasan yang dilakukan ke-12 kalinya ini, Happy Salma kembali memukau penonton lewat perannya sebagai tokoh wanita yang hampir selalu terlupakan dalam sejarah bangsa Indonesia, yakni Inggit Garnasih. Kisah yang diambil dari buku Kuantar Ke Gerbang ini ditampilkan kembali lewat sentuhan baru untuk meraih penonton dari kalangan masyarakat yang lebih luas.
Selama sekitar 120 menit pertunjukan, Happy mampu menghipnotis dan membawa penonton di ke dalam cerita yang disutradarai Wawan Sofwan dan naskah ditulis Ahda Imran. Garapan kali ini, Monolog Inggit dikemas dengan sentuhan baru yang menggabungkan unsur tarian yang dibawakan oleh kelompok Tarian Kontemporer Studio Titik Dua.
Suasana dan penghayatan peran semakin syahdu ditingkahi musik gamelan Sunda yang dibawakan oleh kelompok Gamelan Mustika Inggit dan paduan suara dari Seni Musik UPI Bandung. Juga penggunaan multimedia yang mendukung gambaran beberapa peristiwa yang melatarbelakangi monolog yang disampaikan Happy.
"Pementasan Monolog Inggit didedikasikan untuk mengenang sosok Inggit Garnasih dan perjuangannya sebagai perempuan di masa kemerdekaan Indonesia. Tanggapan posiitif dan
beragam dukungan, pada pementasan sebelumnya menjadi bukti kisah ini sudah mendapat tempat dan perhatian dari masyarakat. Dengan memasukkan tarian, musik dan multimedia, saya ingin mengajak penonton ikut larut dalam emosi Inggit yang sabar, setia, kesal, marah, berani, namun dengan tetap
sederhana," ujar Happy.
Intan/Tabloidnova.com -
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR