Kecamatan Tegal Alang, Kabupaten Gianyar (Bali), merupakan salah satu sentra pembuat kerajinan di Pulau Dewata. Menjelang Natal dan Tahun Baru, pengrajin di sana juga menjual replika pohon Natal dan pernak-perniknya, yang didominasi bahan kayu.
Pernak-pernik itu antara lain, patung bidadari, sinterklas atau bintang-bintang yang dilapisi pasir emas warna merah menyala. Juga bola salju serta bentuk hati yang lucu. Masing-masing hiasan itu dilengkapi tali sebagai gantungan di setiap ujung pohon Natal.
Tak mau ketinggalan, Wayan Murni (42) membuat replika pohon Natal dari hard board yang tingginya mulai 30 cm hingga 2 meter. "Soal ukuran, tergantung keinginan pemesannya saja. Kami siap membuatkan sesuai dengan pesanan," terang Wayan
Cara pembuatan replika pohon Natal dari hard board amat sederhana. Hard bord setebal 1 cm yang telah digambari pohon Natal lalu digergaji. Setelah itu, dilapisi cat dengan nuansa hijau daun. Produk buatannya itu, lebih banyak diminati masyarakat luar negeri. "Saya sudah mengirim pesanan kerajinan untuk natal ke Hongaria, Australia, Italia, Jepang, dan Prancis sejak Oktober lalu. Ada juga yang datang bukan turisnya sendiri, melainkan minta tolong pihak cargo untuk memesankan barang yang diinginkan. Biasannya turis yang demikian, sudah pernah datang tahun sebelumnya, sehingga untuk berikutnya dia tidak perlu datang sendiri," imbuh Wayan.
Karena itu, menjelang Natal tahun ini, Wayan tak banyak memajang pohon Natal tiruan buatannya maupun pernak-perniknya. "Turis biasanya order pernak-pernik Natal sejak pertengahan tahun lalu. Mereka amat berminat lantaran kerajinan Natal dari Bali harganya relatif murah. Patung bidadari hanya Rp 1.500. Untuk pohon Natal ukuran setinggi 30 cm harganya Rp 15 ribu. Sementara yang setinggi 2 meter dipatok Rp 120 ribu."
Meski relatif murah, pembeli lokal ternyata tergolong sedikit. Biasanya pengelola hotel atau penginapan yang ada di Bali dan Jakarta saja yang memesannya. "Kebiasaan pembeli lokal, sih, waktunya setelah mendekati Natal," jelasnya.
Dengan memanfaatkan bungkus bekas makanan ringan, jadilah sebuah pohon Natal berwarna putih. Ide kreatif ini muncul dari Sofia Koswara dan Adi Pranoto. Produknya dinamai Divania.
Replika pohon Natal ini terbuat dari pembungkus makanan/snack anak-anak yang diambil bagian dalamnya yang berwarna perak. Pembungkus berwarna silver ini selanjutnya dibentuk seperti tali yang kemudian dirangkai di rangka kawat. Rangkaian ini lalu menjadi pohon Natal yang unik. "Kebanyakan orang tidak menyangka pohon Natal ini dibuat dari bungkus makanan. Peminatnya pun kebanyakan memilih replika pohon Natal ini. Kesannya memang mewah dan mahal. Diletakkan di atas meja saja sudah sangat bagus dan tidak makan tempat," ujar Nita, seorang pegawai Divania, di showroom-nya di daerah Permata Hijau, Jakarta.
Sepintas lalu, pohon Natal ini mirip terbuat dari rotan. Dijual mulai harga Rp 100 - 120 ribu. Sementara pernak perniknya, dihargai mulai Rp 15 ribu - Rp 40 ribu.
Pohon Natal lainnya dari Divania adalah berbahan kayu yang dipainting polkadot dan bisa dipreteli agar lebih praktis. Pernak perniknya pun ada yang terbuat dari kayu dan bungkus makanan. Produk yang dibuat di Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini sudah memasuki pasar ekspor ke Eropa dan Amerika. "Produk ini dibuat untuk membantu para janda sekaligus untuk amal. Namun, karena ada bencana Merapi, pekerjaan sempat terhambat, sementara permintaan sudah banyak," jelas Nita.
Gandhi, Nove
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR