Tak sampai seminggu setelah sang putri kabur dari rumah, Haikal (34), ayah kandung Nabila akhirnya muncul. Selama ini, bukan tak berani menemui wartawan, tapi ia mengaku sedang bekerja di luar kota. Bahkan, pemberitaan mengenai si sulung itu pertama kali ia dengar dari kawan-kawannya. "Saya menerima telepon dari teman, katanya saya dituduh nggegebukin anak. Saya tanya balik, apa ada tangan anak saya yang patah?" ujarnya.
Kemunculan Haikal pada Minggu (5/12) di kediaman Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, hanya untuk menegaskan bahwa tak ada kekerasan fisik seperti yang diungkapkan Nabila. Ia justru menuduh anaknya sebagai memiliki kelainan. "Demi kebaikannya, saya enggak akan membeberkan karena itu aib," jelas Haikal.
Nabila ditemukan polisi di jembatan tol Pondok Indah Selasa (330/11). Ia pun diamankan oleh petugas Polsektro Ciputat yang sempat tinggal di rumah Kak Seto itu. Beberapa kali ditemui wartawan, Nabila enggan berbicara meski didampingi Kak Seto sekali pun, Namun pada polisi yang menyelamatkannya, ia mengaku mengalami kekerasan dari kedua orangtuanya, kemudian tak tahan dan memutuskan untuk kabur.
Sering Kabur
Menurut Haikal, kaburnya Nabila bukan hal baru. "Ini sudah kedelapan kalinya. Biasanya tidak pernah lama, dan seringnya diantar pulang oleh polisi,. Saya rasa wajar kalau dia nakal. Siapapun pernah nakal waktu masih kecil. Kalau pun kami memarahi masih dalam batas wajar."
Seringnya Nabila kabur dari rumah, dibenarkan Abdul Hamid (54), Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurunnajah 1, tempat di mana Nabila menimba ilmu. Selama kurang lebih 4 tahun bersekolah di sana, Nabila kerap diketahui pergi dari rumah. "Pernah waktu Nabila kelas 2, dia berkeliaran di sekitar rumah saya, lalu dibujuk pulang oleh istri saya. Biasanya dia sulit dibujuk pulang, akhirnya orangtuanya menjemput," terang pria yang tinggal di samping gedung madrasah. Kali lain, Nabila ditemukan orang di kawasan Bintaro diantar kembali ke sekolah karena menyebutkan di mana ia bersekolah.
Di sekolah, Nabila yang dikenal cukup pintar juga kerap bermasalah. "Dia sering mengambil uang teman atau guru, uang saya juga pernah diambil. Di kelas dia suka sendirian saja," kata
Daniel (10), teman sekelasnya. Abdul menduga, perilaku negatif Nabila didorong oleh keinginannya untuk mencari perhatian. Di tahun pertama, Nabila pernah berhenti sekolah
karena bermasalah, tetapi kembali bersekolah lagi. "Di tahun kedua kembali bermasalah lagi, mungkin kurang perhatian dan kurang terurus. Dia ingin bertemu ibu kandungnya," cerita Abdul. Nabila juga pernah diasuh oleh keluarga lain yang tinggal di Pladen, sehingga membuatnya harus pindah sekolah. Dalam beberapa minggu saja, Nabila dikembalikan lagi ke Nurunnajah dan kepada orangtua kandungnya.
Abdul Hamid juga kerap berupaya berdialog dengan Haikal dan istrinya, Nanik. Abdul menyampaikan bahwa Nabila diduga bersikap demikian karena kurang perhatian dari orangtuanya. "Saya
bilang, anak ini sepertinya kurang perhatian. Sebaiknya jangan membeda-bedakan anak, yang satu kurang menurut ketimbang yang lain."
Selama tahun ketiga, Nabila relatif tak bermasalah. "Di tahun keempat sudah tampak kemajuan, ada peningkatan belajar, sampai ada masalah lagi seperti ini," sesal Abdul.
Sita Dewi / bersambung
KOMENTAR