Sudah sejak lama Gunung Bromo yang terletak di Kabupaten Probolinggo (Jatim) ini dikenal sebagai kawasan wisata dengan gurun pasirnya yang luas. Namun, sejak beberapa pekan terakhir ini, wisatawan lokal dan internasional tak diperkenankan mendekati apalagi memasuki kawasan itu. Selain "batuk-batuk", Bromo juga menyeburkan hujan debu ke sejumlah kota dan kabupaten di sekitarnya.
Kendati kondisinya mengkhawatirkan, toh, suku Tengger yang tinggal di sekitar Bromo seakan tak ambil pusing. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa, kendati status Bromo sudah pada tingkat Awas. Kaum wanitanya tetap berladang, anak-anak pun tetap bersekolah.
Bromo yang oleh Mulyono, petugas Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, disebut gunung berkarakter terunik di antara seluruh gunung berapi di Indonesia, kini dipantau 24 jam setiap harinya. Unik karena bentuk kawahnya cekung, sehingga jika terjadi erupsi, material yang dimuntahkan akan jatuh tak jauh dari bibir kaldera. Selain itu, Bromo dilelilingi lautan pasir seluas 5 juta hektar untuk menampung abu vulkanik.
Gandhi Wasono M.
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
KOMENTAR