Sesuai mereknya, barang yang diproduksi Vera dan Mita pada umumnya mengundang komentar "Lucu, ya lucu!" "Perempuan, kan, kalau lihat barang bagus biasanya berkomentar, "Ih, lucu!" ujar Veranika Rachman (37), yang bersama Mita Dewanto (37) menjalankan bisnis aplikasi bordir sejak 2005. Vera, yang saat itu sudah berhenti kerja lalu mengajak Mita dan salah satu sahabat mereka berbisnis di bidang jahit menjahit.
Kebetulan, Vera bisa menggambar. Produk yang mereka buat pun kian bervariasi. Selain sprei, ada bed cover, handuk, gorden, tas berbahan jins, sarung bantal, dan alas bermain untuk bayi. Pemasaran yang sebelumnya hanya lewat teman-teman, kini berkembang ke ranah dunia maya.
Oleh karena pangsa pasarnya untuk anak-anak, Mita dan Vera juga rajin mengikuti pameran dan bazaar sekolah. "Banyak juga yang pesan untuk orang dewasa. Tinggal warna dan gambarnya saja dibedakan. Yang paling laku, sih, goodie bag handuk untuk suvenir ulangtahun karena bisa dicantumkan nama si anak," jelas Vera.
Pesanan handuk suvenir ulang tahun setiap bulan mencapai 50-100 buah. Harga produknya berkisar antara Rp 30-350 ribu, tapi bisa lebih mahal bila ada pesanan khusus di luar desain yang dibuat. "Produk kami bisa dipesan sesuai keinginan," timpal Mita yang sudah mengirim produknya ke Malaysia, Singapura, dan Australia.
"Banyak ekspatriat beli produk kami untuk dijadikan oleh-oleh saat kembali ke negaranya. Ada juga reseller kami di Singapura. Menjelang Natal seperti sekarang, banyak pesanan dari sana," jelas Mita yang memperoleh keuntungan lebih banyak daripada kerja kantoran.
Kesulitan menghias uang mahar untuk acara akad nikah? Jangan khawatir, serahkan saja ke Haryani Kusumaningrum (32), pemilik bisnis khusus menghias uang mahar. Ratusan bentuk mahar bisa dibuat perempuan kelahiran Jakarta ini. . "Saya mendesain dan mengerjakannya sendiri. Rata-rata per bulan ada 3-4 model baru," terangnya.
Tiga tahun silam, Haryani bahkan pernah membuka kursusnya. Karya pertamanya berbentuk pohon kelapa. Ketika dipajang di rumah, ternyata banyak yang tertarik lalu memesan. Sejak itulah ia memasarkan karyanya di dunia maya. Pesanan pun terus mengalir, terutama di musim pernikahan seperti pasca Idul Fitri hingga Lebaran Haji.
"Pesanan bisa mencapai 60 buah per bulan. Kalau bulan-bulan biasa paling 30-60 pesanan saja. Per pesanan bisa saya selesaikan satu minggu. Makanya saya menjualnya dengan harga yang berbeda karena bentuknya juga beda," lajutnya.
Per mahar dipatok mulai Rp 200 ribu hingga Rp1,5 juta. Itu baru harga untuk jasa pembuatan dan bingkai saja. Belum termasuk uang di dalamnya. Haryani sudah menyiapkan beberapa desain mahar, namun bila si pemesan ingin mendesain sendiri, boleh saja. Seperti yang dilakukan seorang polisi yang memesan bentuk lambang kepolisian. Karya-karyanya bisa dilihat melalui blognya, http://maharjakarta.blogspot.com
Yang memudahkan, karena Yani menjalin hubungan dengan para kolektor uang. Misalnya butuh uang pecahan Rp 1 dan Rp 10. Namun, khusus untuk uang kuno dan asing, pemesan harus menyediakannya sendiri.
Hasuna
KOMENTAR