Setiba di Bandar udara Suvarnabhumi yang memakan waktu dari Jakarta maupun Surabaya sekitar 4 jam, rombongan dibawa ke sebuah rumah makan Royal Dragon. Rumah makan tersebut sangat luas hingga mampu menampung 5000 orang. Karena luasnya itu, rumah makan tersebut masuk dalam guinnes book of record sebagai rumah makan terluas di dunia. Para pramusaji ketika menyajikan tidaklagi berjalan, tapi dia meluncur menggunakan sepatu roda agar cepat sampai di tujuan.
Di hari kedua, rombongan berjumlah 26 orang yang dipandu oleh tour guide itu mengajak ke kawasan pecinan, sebuah kota tua yang berada di jantung kota Bangkok. Seperti di Indonesia, kawasan pecinan didominasi sebagai kawasan perdaganggan. Di tempat ini dijual berbagai souvenir dengan harga murah. Sekitar dua jam lamanya, rombongan lalu diajak ke Sukhotai Traimit, sebuah kuil yang disana menyimpan sebuah patung Budha dari emas murni seberat 4,5 ton. Patung yang berdiri kokoh tersebut memiliki nilai historis yang tinggi.
Puas mengunjungi Sukothai Traimit, lalu dibawa ke Siam Square, yang berada di jantung kota Bangkok. Tak ubahnya sebuah mal besar, disana berbagai fasilitas ada mulai food court, sampai jual berbagai pakaian dengan harga sangat murah. Tapi yang menarik di lantai pertokoan tersebut terdapat Madame Tussauds, sebuah lokasi media interaktif yang membuat patung lilin tokoh besar dan selebritis dunia, mulai presiiden Obama, sampai Mndona.
Mengingat lokasi tersebut baru resmi dibuka pada tanggal 4 Desember 2010 mendatang, sehingga baru ada satu patung lilin Bradd Pit dipajang sebagai contoh. Patung sesuai dengan ukuran asli tersebut benar-benar persis layaknya manusia hidup lengkap dengan sorot matanya. Tak heran, rombongan berusah berebut untuk mejeng foto di samping "Bradd Pit" tersebut. Madam Tussauds yang berpusat di Inggris sudah membuka cabang di 10 kota di dunia termasuk Thailand.
SUNGAI DI TENGAH PANGGUNG
Tata panggung, lampu digarap benar-benar sempurna. Bahkan, di panggung ada sungai yang bisa dilintasi perahu dan orang berenang sebagai salah satu bagian dari pertunjukan. Ada efek cahaya yang mirip sekali dengan petir sungguhan, dan hujan betulan jatuh ke panggung. Intinya penonton benar-benar terpukau dengan pertunjukan dengan tiket 1500 baht sekitar Rp 350 ribu tersebut untuk durasi 1,5 jam lamanya itu. Dan suasana semakin hidup, pertunjukan itu tak hanya ada di panggung saja, tapi ada ada adegna-adegan yang terjadi di tengah penonton. Salah satunya adalah iring-iringan gajah dari salah satu pasukan kerajaan Thailand yang melintas di antara tempat duduk pengunjung!.
Supaya tidak terganggu, sepanjang pertunjukkan penonton dilarang keras memotret. Di depan pintu masuk sudah disediakan penitipan tas dan kamera. Baru setelah pulang, penonton diberi potongan adegan pertunjukan dalam bentuk keping DVD.Namun entah itu mengadopsi atau memang bagian dari sejarah Thailand, bagian-bagian pertunjukkan itu terdapat banyak kesamaan dengan yang ada di Indonesia. Misalnya, ada permainan angklung, maupun nuansa musik dan tari Aceh. Memasuki hari ketiga rombongan bergeser dari Bangkok menuju Pattaya yang ditempuh sekitar 2,5 jam lamanya.
Pattaya sebenarnya tidak beda jauh dengan Pantai Kuta lengkap dengan kawasan hiburan malamnya, bahkan pantai Kuta jauh lebih indah dan besar.
Rombongan juga melihat pertunjukan Tiffany's Show, sebuah drama musikal yang digarap begitu apik, mulai tata lampu, panggung, maupun tari-tariannya benar-benar terkesan mewah. Yang membuat istimewa lagi, 90 persen pemainnya adalah waria. Namun yang mengagumkan di pertunjukkan itu sama sekali tak ada kesan kemayu diantara mereka, semua mereka tunjukkan dengan kemampuan acting yang luar biasa bagus sesuai dengan alur cerita. Tak heran, ratusan penonton memenuhi panggung hiburan yang menjadi salah satu trade mark di Pattaya ini terkagum-kagum.
Usai pagelaran, sebagian waria yang cantik-cantik bak bintang film itu menunggu di depan gedung, disana para penonton bisa berfoto bersama. Tapi, tidak gratis sekali jepret, si waria yang mengenakan gaun mewah berwarna warni itu minta imbalan 20 baht, atau sekitar Rp 6000.
MAKAN DUREN SEPUASNYA
Konon Supattra Land ini menjadi salah satu lokasi belajar beberapa lembaga pertanian di Indonesia dalam mengembangkan tanaman buah. Usai berkeliling kebun kereta membawa ke sebuah area, disana sudah tersedia berbagai macam buah diatas lapak. Buah segar tu mulai buah naga, belimbing bangkok yang besar-besar, mangga sampai duren monthong yang super besar dan manis yang bisa dinikmati sepuasnya tanpa harus bayar lagi! "Masuk disini tidak mahal amat kok, cuma sekitar 300 baht atau Rp 90 ribu," kata Ray Indra Nugraha, dari TAT Indonesia yang terus mendampingi rombongan selama kunjungan itu.
Selesai makan buah sepuasaya, rombongan diajak melanjutkan perjalanan menuju ke Glass Factory, sebuah perusahaan pembuat gelas crystal dengan berbagai bentuk yang menggunakan teknologi tradisonal. Pengunjung bisa melihat bagaimana lelehan adonan kaca di ujung pipa yang keluar dari tungku pemanas tinggi itu kemudian ditiup hingga membuat bulatan membentuk gelas kemudian dipotong dengan rapi. Sebagian gelas digerenda dengan membentuk berbagai gambar yang cantik-cantik. Gelas dari perusahaan itulah yang digunakan oleh kalangan istana. Perusahaan gelas itu merupakan pabrik satu-satunya di Thailand yang membuat gelas dengan tekbologi manual.
Usai melihat keterampilan para pengrajin, kemudian sebelum menuju bandara Suvarnabhumi, rombongan masih diajak lagi makan, di Tamnanpasr Forest Reastaurant, sebuah restoran yang lokasinya disetting seolah berada di tengah hutan. Rumah makan yang terbuka itu kiri-kanan terlihat gemericik air mengalir dan rerimbunan pohon tropis yang menawan. "Dibukanya penerbangan baru ini, warga Jakarta atau Surabaya semakin mudah dan murah untuk bisa terbang ke Thailand," kata Baskoro Adiwiyono, marketing communication executive Airasia.
Namun Baskoro juga menjelaskan dibukanya rute baru ini ini sebenarnya bukan semata-mata untuk keuntungan Thailand semata tapi, juga bermanfaat bagi Indonesa, khususnya Jakarta dan Surabaya. "Dengan rute baru ini, peluang Jatim dan Jakarta untuk menarik minat wisata dari Thailand sangat besar," kata Baskoro lagi.
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR