Selain Kiman, Rm Yosep Suyatno Hadiatmojo (61) dan warga Somohitan, Girikerto, Sleman, juga punya cara sendiri untuk mengantisipasi korban bencana di kawasannya. Pada 2004, Yatno membangun posko pengungsian dan sistem informasi antisipasi bencana secara swasembada.
"Daerah rawan bencana dibagi ke beberapa zona, yaitu ring 1, 2, dan 3. Makin bahaya aktivitas gunung berapi, makin banyak yang harus mengungsi, sementara barak-barak pengungsian yang dibangun Pemerintah hanya bisa menampung warga di ring 1. Akhirnya tahun 2006 kami membangun posko penunjang untuk menampung lebih banyak pengungsi," ceritanya.
Bukan hanya posko, ia juga mengusahakan sistem informasi yang bisa menangkap sinyal seismograf milik Badan Meteorologi dan Geofisika. Hanya berbekal laptop dan koneksi internet, ia bisa mengakses sinyal seismograf yang menggambarkan aktivitas Merapi. Di layar komputer, tampak grafik yang menunjukkan aktivitas gunung api paling aktif di dunia itu. Selain itu, Yatno juga mengandalkan handy-talky yang bisa menangkap sinyal audio.
"Kalau suaranya datar, berarti aktivitas Merapi masih aman. Semakin melengking dan naik-turun, tandanya Merapi meletus," terangnya. Peringatan itulah yang menjadi panduan warga untuk menyelamatkan diri.
Posko Somohitan juga bekerja sama dengan Posko Balerante yang memantau aktivitas Merapi dari jarak 4 Km dari puncak gunung. "Melalui radio komunikasi, mereka menyerukan kapan harus mengungsi. Para relawan yang berjaga di posko pemantau adalah orang-orang yang sudah siap mati, karena merekalah yang paling akhir menyelamatkan diri."
Posko penunjang yang dirintis Yatno terasa nyata manfaatnya kala Merapi mengamuk lagi kali ini. Banyak warga dari puluhan desa di wilayah Barat Merapi mengungsi ke tempatnya. "Umumnya mereka mengungsi ke barak milik pemerintah, tapi ditolak karena sudah penuh. Jadi, mereka lari ke sini."
Selain menampung pengungsi, posko Somohitan juga berfungsi sebagai posko logistik. Banyak donatur dari luar wilayah Merapi, bahkan dari luar Yogyakarta menyalurkan bantuan ke sini. "Akhirnya banyak dari posko lain minta logistik ke sini. Soalnya, kalau minta ke gudang pemerintah sulit karena urusan birokrasi yang berbelit-belit, butuh banyak tanda-tangan, sedangkan pengungsi butuh cepat. Di sini, siapa pun yang minta, langsung kami beri," katanya menjamin.
Pasokan logistik di posko Yatno selalu lancar sebab jaringannya yang begitu kuat. "Saya termasuk pendiri Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) Yogyakarta, paguyuban semua agama dan kepercayaan yang ada di Yogya. Jadi, banyak komunitas lintas keyakinan yang membantu. Makanya, kami tidak pernah kekurangan."
Ketiga status ini memiliki implikasi berbeda. Lalu apa yang harus dilakukan warga yang tinggal di kawasan rawan bencana ketika peringatan itu mulai dikumandangkan?
? Waspada: pada tahap ini Ketua RT mulai mendata berapa jumlah warganya. Termasuk anak-anak, orang lanjut usia, ibu hamil, berikut jumlah kendaraan di desa itu.
KOMENTAR