Diakui Anim, keluarganya memang bukan orang berada seperti halnya keluarga Ana. Suaminya yang sehari-hari menarik becak dan buruh serabutan, seringkali hanya membawa pulang uang Rp5 ribu. Merasa sebagai anak orang miskin itulah, maka AS tak pernah bertingkah macam-macam. Anim, lalu membandingkan dengan status social keluarga Ana yang terpandang di desanya. Bahkan Suami Ana kini bersiap mencalonkan diri menjadi Bupati Tuban.
Ditemui Nova di rumahnya di Desa Tasik Madu, Kec. Palang, Tuban (Jatim), Kamis (4/11), Ana mengaku tak ambil pusing dengan tuduhan masyarakat selama ini yang memeojokkan dirinya. "Biarlah saya menjadi bahan gunjingan, yang penting Tuhan tahu siapa yang salah dan siapa yang benar," tegas ibu dua orang anak tersebut.
Yang pasti, lanjutnya, dirinya melaporkan Adin ke polisi itu, itu merupakan puncak kejengkelan yang sudah lama dipendam.
"Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Rada selalu menjadi sasaran kekerasan AS. Saya tidak tahu sebabnya. Kalau tidak percaya boleh tanya guru sekolah. Rada seringkali dipukuli AS. Karena tidak kuat Rada sempat mau saya pindahkan ke sekolah lain tapi gurunya mencegah."
Padahal, lanjut Ana, sebagai tetangga dekat selama ini dia sudah berusaha menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Anim. Bahkan, soal materi tak jarang Anim sering minta bantuan kepadanya. "Dulu waktu memperbaiki rumah, Anim juga datang kemari pinjam uang, tapi anaknya malah memusuhi anak saya. Orangtuanya terkesan mendukung," imbuhnya.
Karena itu, kejadian bulan puasa lalu, kesabarannya suah habis. Sebab, Rada mengaku tiba-tiba AS memukul Rada. Melihat anaknya berwajah memar dan menangis, ia mengaku tidak terima. Seketika itu juga dia mendatangi Adin di rumahnya.
Namun menjelang rumahnya, ia bertemu Anim dan Adin.Karena jengkel, ia lalu mendamprat dengan menunjuk-nunjuk wajah Anim. Rupanya saat menunjuk-nunjuk wajah itu disikapi lain oleh Anim. "Dia mengira saya akan menyerang, lalu Anim menjambak rambutnya saya gantian membalas mejambak rambutnya."
Disaat terjadi pergulatan itulah, Ana mengaku AS menimpuk wajahnya dengan batu. "Ada beberapa luka di wajah saya, sampai berdarah-darah. Bahkan, gigi saya bagian atas sampai saat ini masih goyang karena terkena timpukan batu yang dia lempar," cerita Ana sambil menunjukkan giginya.
Karena itulah, kemudian Ana lapor polisi. "Andaikata tidak keterlaluan, tidak mungkin saya akan melaporkan ke polisi. Tindakan itu saya lakukan untuk member pelajaran agar dia tidak melakukan perbuatan seperti itu lagi," ujar Ana dengan nada tinggi.
Sebagai ibu, lanjut Ana, sebenarnya dia juga tidak tega melihat AS dipenjara, tetapi hal itu terpaksa dilakukan karena dia sudah merasa tidak nyaman dengan sikap AS yang selalu menganggu Rada. "Selama ini saya dibuat tidak nyaman dengan perilaku AS. Saya selalu merasa was-was tiap kali anak saya main di luaran, " ucap Ana yang menyangkal keluarga Anim pernah datang minta maaf.
"Seharusnya, kalau minta maaf kan orangtuannya sendiri yang datang kemari. Tapi, kenyataannya sampai lebaran kedua orangtuannya tidak datang kemari," imbuh Ana yang tidak menyangkal suaminya tengah berniat mencalonkan diri menjadi Bupati Tuban.
Gandhi Wasono M
KOMENTAR