Kini, membuat bisnis berskala rumahan tengah digandrungi para ibu rumah tangga atau ditekuni sejumlah pekerja kantoran sebagai kerja sampingan. Namun, yang perlu diingat, kata Ligwina, ketika seseorang memutuskan membuat sebuah usaha berskala rumahan, ia harus siap jika suatu saat nanti meninggalkan "kenyamanan" yang selama ini dinikmatinya.
Pasalnya, ketika usaha itu berkembang dan mulai terlihat besar, sebuah keputusan penting harus dibuat. Apakah terus melanjutkan usaha yang sudah dibina seperti yang sudah ada, atau ingin mengembangkannya lebih besar lagi? Jika pilihan terakhir diambil, sudah pasti fleksibelitas waktu dan tempat harus menjadi korban. Namun, jika enggan kehilangan fleksibelitas tadi, "That's fine!," tukasnya.
Jenis usaha rumahan yang dikelola bisa sangat beragam dan bersifat individualis. "Jika enggan meninggalkan tempat kerja yang sekarang untuk beralih membuat usaha sendiri, tak ada salahnya mencoba pekerjaan paruh waktu. Misalnya jadi penerjemah, konsultan iklan, konsultan hukum, dan sebagainya," tambahnya.
Saat ini, di tengah biaya hidup yang terus meningkat, membuka usaha atau jadi pekerja paruh waktu sudah saatnya menjadi pilihan. Tapi, bukan berarti semua itu dilakukan demi uang. Ada beberapa orang , lanjut Ligwina, bekerja paruh waktu di rumah sekadar untuk aktualisasi diri saja.
"Jangan salah, ya, biasanya yang bikin usaha semata-mata untuk cari uang, justru enggak bertahan lama. Mengapa? Ketika usaha itu sudah berjalan dan nyaris mencapai sebuah titik, si pelaku usaha justru akan berhenti mencari keuntungan. Dia akan tersadar untuk mulai berkarya. Bila titik itu tiba, usaha akan semakin berkembang dan uang besar muncul," urainya
Karena itu, untuk memulai sebuah usaha, Ligwina menyarankan, carilah letak gairah atau passion yang dimiliki, kendati tak lihai mengerjakannya. "Passion bukanlah hobi. Contohnya suami saya, dia hobi sekali bermain games dan gadget. But it stays as a hobby. Passion-nya adalah mengembangkan micro-finance," terangnya. Dengan menekuni passion, seseorang bisa dipastikan nyaman mengemudikan bisnisnya.
Bila Tak Ada Modal
Ingin membuka usaha tapi modal tak memadai? Jangan khawatir. Anda bisa, kok, mengajak kerja sama dengan pebisnis lain yang sudah lebih dulu sukses. Menjadi reseller atau agen juga bisa jadi alternatif.
Reseller adalah tangan ketiga atau perpanjangan tangan dari agen atau distributor. Modal utamanya hanyalah kejujuran, keuletan dan disiplin kerja.
Reseller-lah yang akan langsung berhadapan dengan konsumen produk barang atau jasa yang dijual. Sementara bila menjadi agen atau distributor dari suatu produk barang atau jasa, biasanya hanya ada satu di setiap daerah. Sehinga keuntungan yang didapat pun akan lebih besar. Nah, kini saatnya menentukan pilihan.
Keuntungan Reseller :
? Memperoleh potongan harga atau kompensasi lain. Hal ini tergantung dari penawaran produsen atau berdasarkan kesepakatan yang dibuat kedua belah pihak sebelum memulai kerjasama.
? Sangat memungkinkan dilakukan oleh mereka yang memiliki modal usaha terbatas maupun tanpa modal usaha sama sekali.
? Biasanya, produk barang atau jasa yang menawarkan kerjasama ini memiliki produk barang atau jasa yang sudah dikenal masyarakat. Dengan begitu, lebih mudah memasarkan produk barang atau jasa tersebut.
? Tidak ada ikatan resmi atau target penjualan yang perlu dicapai, sehingga waktu dan tempat kerja sangat fleksibel. Karenanya, memungkinkan Anda untuk bisa menjadi reseller dari beberapa produk atau jasa lain yang tak sejenis sekaligus.
Keuntungan Agen
? Keuntungan yang diperoleh relatif besar karena yang namanya agen dan distributor barang atau jasa hanya ada di satu daerah. Namun harus diingat, biasanya Anda tidak diizinkan untuk menjual produk sejenis. Apalagi milik kompetitor karena menyangkut imej produk/brand perusahaan.
? Modal yang dikeluarkan akan cukup besar, mengingat keberadaan agen yang hanya ada satu di satu wilayah tertentu.
? Jaminan keuntungan akan lebih pasti. Terlebih jika produk barang atau jasa tersebut sudah dikenal masyarakat.
? Tidak perlu memiliki karyawan karena tinggal mencari reseller untuk memasarkan produk secara langsung.
? Tidak perlu menggaji reseller, mengingat pendapatan reseller didapat dari sistem komisi atau selisih keuntungan penjualan.
? Memiliki waktu yang lebih fleksibel karena tidak harus terus menerus memantau jalannya usaha.
? Tidak ada ikatan resmi dengan produsen barang atau jasa yang dijual. Maka Anda bisa menjadi agen atau distributor dari beberapa produk atau jasa lain, asalkan tidak sejenis.
Edwin Yusman F / bersambung
KOMENTAR