Lain cerita Hussein-Natasha, lain pula cerita pasangan Yani-Nadine. Yani, yang berprofesi sebagai model dan presenter teve, sebenarnya sudah memendam hasrat untuk ikut TARA sejak musim pertama. Tapi, tiap kali mengajak beberapa temannya untuk menemaninya berlomba, tak ada yang mau. "Baru tahun 2007, aku ketemu Nadine di salah satu pemilihan model majalah wanita. Aku tanya, apakah dia mau ikut lomba denganku, ternyata dia mengiyakan," kenang Yani.
Baru di musim ke-4 ini, Yani dan Nadine sukses mengikuti ajang TARA. Nadine sendiri, yang pernah menyabet gelar sebagai Miss Earth 2009 dan ikut serta di ajang pemilihan Abang None Jakarta 2006, bersahabat dekat dengan Yani. "Tiga tahun berteman, kami enggak pernah berantem, selalu happy. Enggak pernah berada di situasi yang stressfull atau penuh tekanan. Berantem, sih, pernah, tapi enggak fatal. Nada dan intonasi meninggi, itu pasti ada," cerita Nadine.
Keduanya pun sempat mengatur strategi, membagi tugas demi menyelesaikan lomba. Kenyataannya di lapangan, strategi kadang terlupakan begitu saja. Namun, sebisa mungkin, keduanya menutupi kekurangan masing-masing. "Yani orangnya pintar dan punya target. Tapi dia suka kehilangan fokus. Dia juga cepat nangis, cengeng dan sensitif. Dia juga cepat panik," ujar Nadine. Sebaliknya, "Nadine itu ambisius!" ujar Yani bersemangat.
Perjalanan Yani dan Nadine penuh cobaan. Di tahap pertama lomba saja, mereka harus tertinggal jauh. Penyebabnya, mobil yang dikendarai mereka tiba-tiba mati tanpa alasan. Akhirnya, keduanya pun harus finish di posisi terakhir. Di putaran kedua, karena ada penalti waktu, keduanya pun tersisih.
Yani dan Nadine yang berasal dari latar belakang dunia modeling dan hiburan pun sempat diremehkan banyak orang. "Dari awal sebelum mulai, kami memang diremehkan, dibilang enggak bisa Bahasa Inggris, atau model pasti enggak bisa apa-apa. Kami tahu itu akan terjadi, pasti ada yang support dan mencibir, jadi kami berusaha enggak dengar saja. Kami ambil yang positif, yang lain tutup kuping aja," kata Nadine.
Satu persiapan penting yang tak dilupakan Yani-Nadine adalah alat make-up dan busana. "Dalam keadaaan apapun, kami tetap mau terlihat cantik di kamera, dong. Ha ha ha. Baju tetap harus matching. Aku dan Nadine selalu bawa eye liner dan maskara. Pipi, sih, sudah alami, kalau panas, merah sendiri. Soalnya, kalau di tv, kan, mata yang paling penting. Kalau capek, kelihatan banget," cerita Yani.
Penasaran mengikuti perjuangan Yani-Nadine dan Natasha-Hussein? Jangan lupa menyaksikan TARA musim ke-4 di kanal AXN, setiap Kamis pukul 20.00 WIB.
Di mata presenter TARA, Allan Wu, karakteristik kontestan Indonesia cukup seru. "Sekarang saya melihat, dua pasangan ini benar-benar tahu bagaimana caranya mewakili negara mereka dengan baik. Yang wanita sangat lucu dan menyenangkan, sementara Pak Hussein suka bercanda. Sayang, Yani dan Nadine adalah tim pertama yang tereliminasi. Sekarang tinggal melihat aksi Hussein dan Natasha," sambung Allan lagi.
Khusus Hussein dan Natasha, Allan bahkan menganggap lomba ini sebagai ujian terberat terhadap kedekatan ayah dan anak itu. "Their relationship will be constantly tested," tutur Allan.
Lantas, apakah Allan ikut bertanding selama peserta lain juga sedang berlomba? "Saya justru harus selangkah lebih cepat dari mereka. Ketika satu tim sudah check in dan beristirahat, saya harus menunggu semua tim datang. Melelahkan karena saya hanya bisa bertemu dengan peserta saat mereka check in."
Yetta Angelina
KOMENTAR