Program teve yang diberi tajuk The Amazing Race Asia (TARA) ini sudah memasuki musim ke-4. Program reality show yang tayang di stasiun teve kabel AXN ini, sebenarnya perpanjangan dari program The Amazing Race versi Amerika Serikat yang saat ini sudah memasuki musim ke-17. Di Asia, TARA mulai digelar sejak 2006 silam.
Sejak itu pula, sudah tercatat dua tim mewakili Indonesia. Namun, tahun ini Indonesia boleh berbangga karena di TARA musim ke-4 ada dua tim yang terpilih untuk mewakili Indonesia. Pasangan pertama, Hilyani Hidranto dan Nadine Zamira Sjarief, adalah sepasang sahabat. Sedangkan tim kedua, Hussein Baron Sutadisastra dan Natasha Sutadisastra, adalah pasangan ayah dan anak. Kehadiran Hussein dan Natasha pun semakin istimewa karena mereka adalah tim anak dan ayah pertama yang pernah berlaga selama TARA diselenggarakan.
Perlombaannya memang tergolong berat. Sepuluh tim harus menemukan banyak kotak petunjuk. Kotak-kotak itu berisi perintah mengenai tantangan apa yang harus mereka lakukan. Dalam satu putaran perlombaan akan diakhiri dengan pemberhentian di pit stop. Yang terakhir tiba di pit stop kemungkinan akan tereliminasi dari perlombaan. Unik, karena kotak-kotak petunjuk itu tersebar di seluruh penjuru Asia. Jadi, sambil berlomba, peserta bisa melancong ke negara-negara yang sudah ditentukan.
Natasha sudah menjadi penggemar program TARA sejak pertama kali ditayangkan. Meski memiliki latar belakang penari, gadis berusia 24 tahun ini selalu mengaku berjiwa petualang, berkat didikan sang ayah. Hussein sendiri, yang sejak kecil sudah melanglang buana berkeliling dunia, sudah terbiasa melakukan perjalanan. Hussein pun seorang pecinta alam sejati. Di masa mudanya, pada 1979 bahkan pernah memanjat dan menaklukkan gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro.
"Sekarang, saya ingin punya lebih banyak waktu bersama Natasha. Dia, kan, sudah besar. Kalau nanti dia menikah, paling tidak saya sudah punya pengalaman berharga bersama dia, sebelum dia meninggalkan rumah dan ikut suaminya kelak," tutur Hussein.
Lantas, mengapa Natasha memilih Hussein sebagai partner lombanya? "Dari dulu, aku selalu sama Papa, karena Papa banyak pengalaman, banyak cerita. Aku mau punya pengalaman yang sama dengan Papa. Di mata saya, Papa enggak pernah kelihatan tua. Kami sudah kayak teman, kayak sahabat. Apa yang saya bisa, Papa juga pasti bisa. Papa juga enggak pernah kasih lihat kalau dia tua. Aslinya, Papa masih berjiwa muda. Ha ha ha," kata Natasha.
Berjibaku menyelesaikan perlombaan demi perlombaan dengan segala tekanannya, membuat hubungan ayah-anak ini sempat goyah. "Terutama saat lagi capek dan emosi. Kami malah sempat diam-diaman. Tapi, kan, enggak enak rasanya kalau ayah sama anak kayak begitu," ujar Natasha.
Untuk urusan persiapan menjelang perlombaan, justru Hussein jagonya. Berhubung Natasha masih bekerja, maka Husein yang saat ini berprofesi sebagai wiraswastawan, dengan teliti menyiapkan segala keperluan lomba. Salah satunya, emblem dan logo-logo berbau Indonesia. "Saya jahit sendiri di baju dan di rompi. Saya pikir, kapan lagi bisa mempromosikan Indonesia ke Asia? Ini sebagai bentuk nasionalisme kami juga," tambah Hussein.
Tak hanya persiapan kostum, pasangan ini memang terlihat paling telaten dalam mempersiapkan konsumsi. Dari Jakarta, keduanya sudah membekali diri dengan senjata rahasia untuk menjaga vitalitas dan stamina mereka. "Saya bawa virgin coconut oil dan gula aren. Itu terbukti bisa menambah energi yang dibutuhkan tubuh. Natasha juga membawa minyak ikan hiu sebagai vitamin. Efeknya, kami fit dan terus semangat."
KOMENTAR