Semangat Win ingin memperbaiki ekonomi keluarga bisa jadi didorong etos kerja Win yang rajin membantu orangtua sejak kecil. Sepulang sekolah, Win kecil suka ikut ke ladang. Tamat SMP, ia banyak membantu pekerjaan orangtuanya di rumah.
"Dia terpaksa berhenti sekolah karena tak ada biaya. Dia sempat bekerja jadi pembantu rumah tangga di Jakarta. Majikannya baik. Malah sempat datang ke rumah saya, tapi kemudian Win menikah dan tinggal di Lampung," tutup Tandur yang berharap anaknya segera pulang.
Belum Tahu Kapan Pulang
Kondisi Winfaidah saat ini masih terbaring di RS Penang, Malaysia. Direktur Executive Migrant Care, Anis Hidayah mengungkapkan, dirinya terbang ke Kuala Lumpur untuk berkoordinasi dengan Wakil Dubes RI untuk Malaysia mengenai nasib Winfaidah dan kebijakan yang tepat bagi TKI itu.
Menurut Anis, Winfaidah benar-benar mengalami kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan majikannya, Wilu dan Bunguwalu. "Benar-benar keji dan membekas hingga membuatnya depresi," tegas Anis yang berharap KBRI mengambil langkah strategis, yaitu mengirimkan nota protes diplomatik kepada pemerintah Malaysia atas perlakuan majikan Winfaidah. "Perlakuannya itu sudah di luar koridor kemanusiaan. Karena itu KBRI harus meminta komitmen Malaysia untuk melakukan proses hukum yang transparan, adil dan berpihak kepada korban. Juga harus menjamin dan memenuhi hak-hak korban, baik itu gaji, asuransi dan hak atas proses hukum yang adil, hak atas rehabilitasi fisik dan psikis. Keluarga juga harus mendapatkan informasi yang jelas atas Winfaidah."
Belum ada kejelasan kapan Winfaidah akan dipulangkan. Masih banyak urusan hukum dan diplomatik yang harus diselesaikan. "Proses penyembuhan Winfaidah mungkin bisa berbulan-bulan lamanya," jelas Anis.
Henry Ismono, Swita
KOMENTAR