Winfaidah juga sempat mendapat berbagai latihan keterampilan di rumah penampungan di Jakarta. Sehingga bisa sering telepon ke rumah menyampaikan kabarnya. Suatu ketika Win mengabarkan, sudah berangkat ke Singapura. "Tapi tidak lolos tes Bahasa Inggris. Dia lalu dipulangkan. Bukan ke Jakarta melainkan ke Batam. Mungkin di sana dia lalu mendapat tawaran ke Malaysia. Sebab, beberapa bulan berikutnya, dia kirim surat, mengabarkan dirinya sudah berada di Malaysia. Kontrak kerjanya cuma setahun. Setelah itu akan pulang ke Lampung. Dia juga bilang, majikannya seorang Cina yang baik, jadi dia senang kerja di sana."
Sepenggal kelegaan menghiasi hati Tandur kala itu. Namun sayang, setelah surat pertama itu, tak ada lagi surat kedua maupun ketiga. Win bagai ditelan bumi. Keluarga Tandur kehilangan jejak lantaran di amplop surat itu tak ada alamat tercantum, apalagi nomor telepon di Malaysia. "Kami tak ada pikiran buruk. Saya bayangkan saja dia sedang sibuk bekerja dan belum ada waktu untuk kirim kabar di rumah. Kabar terakhirnya ternyata malah diseterika," ujar tandur pilu.
Henry Ismono / bersambung
KOMENTAR