Kini, hati Supreh terasa teriris kala melihat cucunya yang cantik tak beribu. Karena itu ia bertekad akan membesarkan sendiri dan tak akan tak akan menyerahkan Devi ke pelukan Eko atau mantan besannya, Sumaji (51) maupun Mujianti (45) yang mengaku tidak tahu bahwa Tri meninggal karena dibunuh Eko. "Saya baru cerita sebenarnya setelah sore hari dari bapak polisi," kata Mujiati ketika ditemui NOVA di rumahnya Desa Pogar, Kec. Badas, Pare, Kediri, Kamis (23/9).
Ibu tiga orang itu lalu menceritakan pengalaman yang tak terlupakan. Pagi itu, sekitar pukul 05.00, usai ia salat subuh, Eko datang dengan wajah tergopoh-gopoh. Belum sempat, dia bertanya, tiba-tiba Eko berteriak, "Emak Tri kendat (gantung diri)." Selanjutnya tanpa cakap Eko lari balik lagi ke rumahnya yang berajarak sekitar 500 meter tersebut.
Mendengar penuturan anaknya, Mujiati dan Sumaji langsung melompat panik dan bergegas naik motor ke rumah Eko. Saat tiba di rumah Eko, posisi tubuh Tri tergantung selendang di atap kamar. Dengan tujuan agar bisa diselamatkan, Sumaji lalu minta Eko mengangkat tubuh Rahayu, sementara dirinya berusaha melepas lilitan kain di leher menantunya tersebut. "Pikiran saya siapa tahu nyawa Tri masih bisa diselematkan," timpal Sumaji.
Setelah berhasil menurunkan tubuh Tri , Mujiati langsung memeluk dan membelai-belai wajah menantunya. "Kala itu tubuhnya masih hangat. Saya tepuk-tepuk pipinya lalu saya tangisi, kenapa dia sampai nekat berbuat seperti itu," ujar Mujiati. Kala itu ia juga melihat Eko menangis di sebelah jasad istrinya.
Nah, bila kini polisi menemukan bukti bahwa kematian menantnya karena dibunuh Eko, Muji mengaku amat terkejut dan ta menduga sama sekali anaknya tega berbuat sekeji itu. Selama ini ia melihat rumah tangga anaknya harmonis. "Eko itu cinta sekali pada istrinya. Selain tidak pernah terlihat bertengkar, dia selalu membelikan makanan tiap kali bepergian ke luar rumah," papar Mujiati yang membelikan rumah untuk mendiang menantunya itu.
POSISI TERJEPIT
Ayah seorang anak itu tak menampik rumah tangganya sudah lama tak harmonis. Pertengkaran sering terjadi diakibatkan berbagai persoalan. Di antaranya, hubungan antara istrinya dengan ibu kandungnya juga tidak pernah akur "Istri saya kurang sayang dengan ibu saya. Sebagai menantu mestinya berusaha mendekat pada mertuan. Akibatnya, saya jadi sasaran omelan istri dan ibu saya sendiri. Terus terang saja, saya ini posisinya terjepit, satu sisi istri satunya lagi ibu," imbuh Eko dengan suara datar.
Dini hari sekitar jam 02.30, emosi Eko semakin tak terkendali. Ketika istrinya tidur bersama anaknya, ia memanggil Tri ke ruang tamu. Lalu, tanpa banyak cakap ia cekik lehernya, selanjutnya terjadilah pembunuhan itu. Yang tak wajar dan sadis, Eko masih menyempatkan diri menggauli jazad Tri . "Supaya arwah Tri bisa memaafkan perbuatan saya itu. Sebab selama ini setelah bertengkar, kami bisa baikan lagi setelah berhubungan badan," dalih Eko tanpa rasa bersalah.
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR