Oleh karena proses pengambilan gambar dilakukan di India dan Indonesia, dua negara yang jarang dijamah sineas Hollywood, maka kontroversi pun segera bermunculan. Kebanyakan kontroversi ini muncul lantaran pengamanan ketat yang diberlakukan setiap kali proses syuting berlangsung.
Pada September 2009, umat Hindu di desa (India) tempat Julia Roberts syuting marah lantaran tak diizinkan merayakan sebuah acara keagamaan penting, hanya karena sebuah kuil dipakai untuk pengambilan gambar EPL. Warga desa tadinya hendak merayakan Navratri, ritual pemujaan Dewi Durga yang berlangsung selama sembilan hari di Ashram Hari Mandir. Sesampainya di kuil, mereka menemukan rumah pemujaan mereka dijaga ketat oleh ratusan bodyguard, mobil anti peluru dan helikopter.
Di Bali, penjagaan diberlakukan tak kalah ketatnya. Sewaktu melakukan syuting di Ubud pada Oktober 2009, misalnya, lokasi dijaga ketat oleh puluhan pecalang (polisi adat Bali) dan Polsek Gianyar. Akses jalan menuju lokasi ditutup sepanjang 500 meter dan dijaga di kedua sisinya. Selain kru dan pihak yang berkepentingan, masyarakat dan wartawan dilarang melintas dan mengambil gambar.
Ratusan pedagang dan pemijat keliling di Pantai Padang-Padang, Desa Pecatu, tak boleh mencari nafkah lantaran tempat mereka bekerja disterilkan untuk lokasi syuting. Untungnya, para pedagang diberi kompensasi untuk enam hari 'cuti' tadi. Ganti rugi yang diberikan berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per hari.
Penjagaan ketat tak hanya datang dari para bodyguard. Kru dan pemain yang terlibat juga tak mau mengucapkan sepatah kata pun mengenai proses syuting di Bali. Aktris Christine Hakim, yang memerani tokoh sahabat Liz bernama Wayan, dan Hadi Subiyanto yang memerankan tokoh guru spiritual Liz, Ketut Liyer, pun tutup mulut rapat-rapat saat dihubungi wartawan.
Dengan dirilisnya EPL di seluruh dunia, Bali tentu kecipratan keuntungan berupa promosi gratis lewat film itu. Agar mendongkrak angka kunjungan wisman, Pemerintah Provinsi Bali bersama Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata menawarkan sejumlah paket wisata bertajuk "Eat, Pray, Love".
Paketnya berupa napak tilas perjalanan Elizabeth Gilbert di Bali. Para wisatawan akan diajak berkeliling Ubud, Pantai Padang-Padang, dan pelabuhan Benoa. Termasuk dalam jadwal tur adalah mengunjungi rumah Ketut Liyer di Gianyar.
Kehidupan Ketut Liyer setelah EPL pun berubah drastis. Balian yang sudah sepuh ini langsung kebanjiran pasien dari mancanegara. Pria yang ahli membaca garis tangan ini juga dipinang untuk membintangi iklan sebuah bank swasta ternama di Bali.
Ketut Liyer sebelumnya memang diminta untuk ikut berperan dalam EPL, namun karena alasan kesehatan beliau menolak tawaran itu. Meski begitu, Ketut Liyer mengizinkan rumahnya dijadikan lokasi syuting selama lima hari, 10-14 November 2010.
Ajeng
KOMENTAR