Penyesalan selalu datang terlambat. Tina (30) sudah membuktikannya. Total, ia kehilangan Rp 700 juta gara-gara ditipu teman bule yang dikenalnya di dunia maya. "Padahal sebagian uang itu hasil pinjaman. Saya sangat menyesal," kisahnya tentang pria yang mengaku warga AS dan bekerja sebagai staf di markas PBB.
Saking sebal dan sakit hati, Tina memakai jasa pengacara Judha Sasmita untuk menjerat sang penipu. "Kami sudah lapor polisi, tetapi pria itu belum tahu kami laporkan. Tina dan Williams masih berhubungan lewat telepon. Sengaja dia saya suruh kontak terus dengan Williams agar polisi mudah melacaknya," kata Judha menguraikan strateginya.
Cuci Uang
Alkisah, Tina mengenal Williams lewat FB dan kemudian saling bertukar nomor ponsel. Sejak itu, pria yang mengaku duda itu kerap mengirim SMS mesra. "Dari foto-fotonya dia kelihatan gagah, mirip tentara dan wajahnya tampan," kata Judha. Suatu saat, Williams bilang akan menitipkan paket buat Tina lewat temannya yang akan ke Indonesia. Karena isi paket itu berharga, Tina diminta alamat dan nama lengkap.
Selang seminggu, Tina ditelepon sang "kurir". "Dalam Bahasa Inggris, dia minta izin ke Tina untuk membuka paket titipan Williams agar bisa memeriksa isinya. Yang aneh, beberapa hari kemudian, si kurir menelepon lagi. Bedanya, kali ini dia marah-marah, menuduh Tina penipu. Katanya, paket itu berisi tumpukan uang dalam jumlah besar dan Tina dituduh melakukan pencucian uang. Malah kemudian Tina dikirimi e-mail berisi foto-foto sejumlah tentara tengah duduk mengelilingi meja penuh dengan tumpukan uang.
Tina yang ketakutan minta agar paket itu dikembalikan ke alamat pengirim. Untuk itu, Tina diminta mengirim uang 30.000 dollar (Rp 300 juta) dengan ancaman akan menangkap Tina jika tak segera kirim uang. "Alasannya, paket berisi uang dan aneka barang itu sudah bersertifikat atas nama Tina dan sertifikatmya berlambang PBB. Jadi, semua tanggung jawab Tina. Agar Tina yakin, si kurir mengirim foto sertifikat itu."
Takut urusan jadi panjang, Tina langsung mengirim uang yang diminta. Apalagi Williams berjanji akan mengganti uang Tina setelah Tina menceritakan apa yang terjadi. Percaya pada janji sang Arjuna, Tina pun menggadaikan rumah, menjual perhiasan, hingga menguras tabungannya. Uang Rp 300 juta pun, sesuai petunjuk si kurir, ditransfer lewat BCA ke dua nama wanita Indonesia yang berbeda.
Selesaikah urusan? Ternyata kemudian Tina dimintai lagi Rp 1,1 M. Tina yang sudah "habis-habisan" pun putus asa dan mulai terpikir mencari bantuan. Akhirnya ia menceritakan semua masalahnya ke Judha, termasuk menyerahkan seluruh e-mail si kurir. "Begitu baca e-mailnya, saya langsung tahu, ini penipuan. Celakanya, Tina belum mau percaya kena tipu cinta gombal."
Judha mengaku langsung curiga melihat lambang PBB di e-mail itu. "Di dua surat berbeda, yang satu tulisannya United Nation, lainnya United Nations." Tak buang waktu, Judha mengontak salah satu staf PBB di Jakarta, Adila Arief Djali. "Ternyata, kata Pak Adila, ini bukan penipuan pertama yang mengatasnamakan PBB. Dari tiga kasus sebelumnya, dua kasus berhasil ditangkap pelakunya, yakni pria berkulit hitam."
Lemaslah Tina.
Sita / bersambung
KOMENTAR