Sulit, memang, memenjarakan penjahat yang menggunakan metoda hipnotis. Padahal, mereka ada di mana-mana dan siap mengincar korban yang lengah. Simak saja pengalaman Ratna (42) beberapa waktu lalu. Kala itu, ia tengah menunggu temannya di sebuah mal. "Tiba-tiba datang dua pria mengaku dari Brunai Darusalam. Yang satu kurus, lainnya gemuk." Ratna dipaksa mengantar mereka ke toko furnitur meski sudah ditolak.
Ratna pun seakan tak berdaya setelah pria yang bertubuh kurus memegang punggungnya. Bahkan Ratna mau saja diajak mengantar mereka dengan menggunakan mobil pria itu. "Saya diminta duduk di depan dan sepanjang jalan, punggung saya dipegang terus oleh si kurus sambil mulutnya komat-kamit." Beberapa saat kemudian, si kurus menawarkan jam Rolex yang katanya berfungsi sebagai jimat seharga 1.000 dolar AS. "Entah kenapa, akhirnya saya menurut saja." Uang di tas Ratna sebanyak Rp 2 juta pun berpindah tangan. Sisanya? "Saya diajak ke toko emas, beli perhiasan seberat 20 gram dan membayar dengan kartu kredit saya."
Mereka pun berpisah, Ratna menumpang taksi. "Karena bolak-balik mengubah tujuan, supir taksi sampai kesal dan tanya, sebetulnya saya mau ke mana. Akhirnya saya minta diantar ke kantor." Baru setelah tiba di kantor dan bercerita ke teman-temannya, Ratna sadar, ia kena hipnotis. Lemaslah dia. "Saya enggak lapor polisi karena ragu apa penjahat itu bisa ditemukan. Makanya jangan pergi sendirian, deh, saat sedang banyak pikiran. Mungkin waktu itu saya lagi banyak masalah jadi lebih mudah dipengaruhi," begitu Ratna berpesan.
Dalam situs resmi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, dijelaskan secara rinci mengenai kejahatan dengan metode hipnotis. Termasuk tips menghindarinya. Di situ diterangkan, secara umum proses hipnotis itu terdiri dari 5 tahapan yaitu:
1. Pre Induction: proses pendekatan dengan orang yang ingin dihipnotis
2. Induction: Proses induksi hipnosis seperti ditepuk pundaknya, lalu sang penghipnotis berkata, "Tidur!" atau "Lihat mata saya dan tidur!"
3. Deepening: Proses pendalaman hipnotis ke kondisi yang lebih dalam lagi dengan hitungan atau dengan visualisasi.
4. Sugesti: Pemberian sugesti/informasi kepada seseorang yang dihipnotis untuk melakukan apa yang diminta oleh si penghipnotis.
5. Terminasi: Pengakhiran hipnotis dan orang tersebut kembali tersadar. Sebelum proses terminasi dilakukan, seringkali penghipnotis kriminal/black hypnotist meminta korbannya untuk melupakan proses hipnotis, sehingga ketika terminasi terjadi, seolah si korban tidak sadar apa yang telah terjadi.
TIPS HINDARI HIPNOTIS
Setelah mengetahui proses hipnotis terjadi, sejumlah tips ini bisa dilakukan untuk menjaga diri agar terhindar dari kejahatan dengan modus tersebut.
1. Waspada dengan orang yang baru dikenal.
Waspada bukan berarti curiga atau berprasangka buruk. Kita tetap welcome dengan siapa pun, namun waspada juga perlu dilakukan kendati tak usah pula berlebihan.
2. Hindari melihat wajah lawan bicara langsung.
Mata adalah kunci untuk memasuki wilayah hipnotis secara tidak langsung karena dari mata seorang, pelaku bisa mengetahui apakah seseorang itu sugestible atau tidak. Salah satu ciri mereka yang mudah dihipnotis adalah pandangannya kosong alias bengong. Akan lebih baik jika memandang ke bagian kening agar kita tidak dianggap menyepelekan lawan bicara.
3. Every Hypnosis is Self Hypnosis.
Setiap hipnotis sebenarnya adalah menghipnotis diri sendiri. Lalu kenapa ada orang yang mau dihipnotis? Sebenarnya bukan yang bersangkutan mau, tapi karena dalam tahapan pre induction, ketika diri anda mau diajak ngobrol sampai asyik dan larut dalam obrolan itu, sebetulnya itu sudah memberikan tanda bahwa Anda setuju dihipnotis. Jadi, usahakan tetap bersikap waspada terhadap orang yang baru dikenal.
4. Memahami adanya unsur gendam atau forcing power dengan energi.
Ada bagian dari tukang hipnotis jalanan yang menggunakan hipnotis dengan bantuan dunia ketiga, energi, atau apa pun namanya. Biasanya kita tiba-tiba jadi mengantuk atau sering menguap di tengah keramaian. Untuk menghadapi hal ini, usahakan untuk perbanyak doa kepada Tuhan, minum air putih, serta fokuskan diri pada kegiatan seperti membaca. Ini jauh lebih baik daripada fokus ke internal/berfikir/merenung.
5. Hindari keramaian yang berfokus pada satu kejadian jika memungkinkan.
Konsep jualan tukang obat jalanan sebenarnya juga termasuk proses hipnotis. Ketika tukang obat berjualan dan tak ada yang membeli, biasanya ada rekan-rekannya yang memberi testimoni tentang betapa hebatnya obat itu atau pura-pura membeli. Khalayak di sekitar pun seperti terhipnotis untuk juga membeli barang tersebut. Jadi, jika ada keramaian yang fokus kepada satu kejadian/hal semisal pesta diskon, bazar, tukang obat, dan lainnya, sebisa mungkin dihindari.
6. Ditemani saat bepergian.
Bagi Anda yang latah, gampang kaget, sering pingsan, sebisa mungkin bersama orang-orang yang Anda percaya jika hendak bepergian, apalagi di keramaian. Masalahnya, Anda termasuk kategori yang amat mudah kena hipnotis.
7. Jangan panik!
Ketika tiba-tiba tersadar bahwa Anda sudah berada di dalam proses hipnotis, jangan panik. Yang perlu Anda lakukan, katakan pada diri sendiri, 'Saya akan menghitung 1,2, 3 dan dalam hitungan ketiga saya akan terbangun dan ingat semuanya."
Disarikan dari Situs Resmi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya
Tarmizi, Sita
KOMENTAR