"Parcel yang dipajang di Jl Cikini Raya (Foto: Okki) "
Berkunjung ke rumah sanak saudara tak lengkap rasanya bila tidak membawa buah tangan. Coba kunjungi jalan Cikini Raya, disana berjejer pedagang parcel berhias yang cocok dijadikan oleh-oleh. Puluhan penjaja parcel saling berebut memperoleh pelanggan setiap tahun. Parcel nan cantik mulai dari yang berisi makanan sampai barang pecah belah bisa Anda pilih. Parcel tetap saja mengeliat meski muncul larangan pemberian bagi pejabat. Saat ditemui tabloidnova.com di jalan Cikini Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (21/8) sore, Badarudin dan sang istri yang bernama Windiarti adalah salah satu penjaja parcel yang setia berada di Cikini sejak tahun 2004. Bersama 15 orang pekerjanya, Bapak yang akrab disapa Badar ini mengaku sebagai pedagang parcel musiman. "Cuma saya berjualan tahunan, sebulan sekali mau puasa aja," kata Badar ramah.Badar yang kesehariannya bekerja serabutan dan mengojek motor ini mengaku penjualan parcel di tendanya belum terlalu ramai. Maklumlah, hari raya Idul Fitri memang masih tiga minggu lagu. Namun menurutnya, dari tahun ke tahun, ia pasti mendapatkan untung yang lumayan besar. "Kalau masih jauh-jauh hari bergini enggak bisa ditentuin penjualannya, kadang 10 parcel. Sekitar minggu kedua Ramadhan itu sudah mulai meningkat, kalau saya banyak langganan. Misalnya ada orang yang ngambil dari saya untuk dijual lagi, atau mengambil jadi dari saya bisa 1000 parcel," ujar ayah dua anak ini. Untuk menyesuakan selera pasar, setiap datangnya bulan Ramadhan, Badar dan istrinya selalu membuat inovasi. Hal ini dimaksudkan agar pelanggannya sendiri tak berpaling. Bahkan, masih kata Badar, pelanggan bisa memberi masukan jika ingin menambah barang atau makanan di dalam kemasan parcelnya. Soal harga, Badar mengaku memberi harga bersaing dengan puluhan pedagang lain yang setiap harinya berjualan di Cikini.
nova.id
Berburu Parcel di Cikini Raya
"Badar juga menjual keranjang parcel (Foto: Okki) "
"Ada yang harga Rp 100.000, Rp 150.000 sampai Rp 1 juta. Kalau parcel yang harganya Rp 1 juta campur sama dinner set dan makanan, tapi yang modelnya lebih tinggi," ucap Badar yang mengaku hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk merangkai sebuah parcel.Selain berjualan parcel, Badar juga menyediakan keranjang yang bisa dibeli per satuan. Menurut Badar, penjualan keranjang modivikasinya laris manis tahun ini. Apalagi, kata Badar, pelanggannya bisa turut serta melihat pembuatannya. Jadi, pelanggan tak merasa dibohongi. Badar menyediakan berbagai macam jenis keranjang, mulai dari yang sederhana sampai yang bersusun. Harganya pun disesuaikan dengan tingkat kerumitannya. Hebatnya, dengan bantuan 10 orang pengrajin kayu, perharinya Badar bisa menghasilkan 4000 sampai 5000 jenis keranjang unik.
"Keranjangnya saya jual lebih banyak, sehari bisa 200 lebih," kata Badar yang yang memperoleh bahan baku kayu dari daerah Klender. "Saya bikin keranjang dan parcel sendiri. Harga keranjangnya macam-macam dari Rp 9.000 sampai dengan Rp 25.000. Keranjang yang susun satu dan duanya ada yang Rp 15.000, ada yang Rp 17.000, juga ada yang Rp 25.000," ujar Badar berpromosi.
Meskipun banyak pesaing di kanan kirinya, Badar mengaku tak khawatir. Pasalnya, ia sudah memiliki pelanggan setia yang setiap tahunnya mampir ke tendanya, mulai dari sesama pedagang, orang kantoran di sekitar Cikini, sampai dengan institusi pemerintah. Makanya tak heran bila penghasilan dari penjualan parcel, keranjang serta aksesorisnya bisa mencapai ratusan juta. "Kalau begini enggak bisa ditentukan kadang kalau jumlah seluruhnya bisa mencapai Rp 100 juta. Insyallah balik modal, karena saya kan banyak pelanggan juga," kata Badar seraya tertawa. Sebagai informasi, Badar tak hanya menjual parcel serta keranjangnya saja melainkan juga menjual hiasan unik seperti pita dan ketupat mini hasil karya sang istri. Selain harganya yang murah meriah, hiasan buatan tangan ini juga bisa dibeli satuan. "Saya jual per satuan bisa atau per lusinan juga bisa tergantung permintaan. Satu lusin bisa Rp 10.000 ada yang Rp 5.000 saja," kata Badar yang membuka dagangannya selama 24 jam nonstop selama bulan Ramadhan berlangsung.
"Disini saya dagang 24 jam, selama bulan puasa. Tiga hari menjelang lebaran bikin keranjangnya sudah libur, jadi kalau mau bikin tinggal sisa barang yang ada aja saya jual, jadi malam takbir sudah selesai," kata Badar sambil memberi jaminan kalau makanan kemasan yang ada dalam parcelnya diperharhatikan tanggal kadaluwarsanya. Okki
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
5 Tips Belanja Bulanan Hemat, Nggak Takut Harga Minyak Goreng Naik!
KOMENTAR