Rahmat Hidayat, perajin bedug di Jalan Mas Mansyur, Gang Sabeni, Tanah Abang, Jakarta Pusat ini mengaku sudah menjual lebih dari 7 unit bedug di awal bulan Ramadhan kali ini. "Tahun ini kayaknya penjualan lebih bagus karena banyak pesaing yang absen, enggak jualan dulu," ujar pria yang akrab disapa Dayat ini.
Untuk pembuatannya, Dayat mengaku mengerjakannya sendiri. Ia bisa membuat 2-4 bedug dari drum dalam satu hari. "Proses pengerjaan bedug dari drum cukup singkat, kurang dari tiga jam sudah selesai," aku Dayat. Singkatnya proses pengerjaan bedug dari drum, menurut Dayat karena ia hanya tinggal mengencangkan kulit kambing di atas drum bekas.
"Kulitnya sudah matang (siap pakai) dan saya tinggal mengecat drum supaya lebih menarik dengan warna atau motif pesanan pembeli," papar Dayat yang membeli kulit kambing seharga Rp100 ribu dari pedagang daging kambing yang berada di sebelah rumahnya.
Selain bedug dari drum, Dayat juga menjual bedug berbahan dasar kayu. Untuk drum yang satu ini, bapak empat orang anak ini mengaku memerlukan waktu lebih lama. "Bisa 100 hari. Kayunya kan juga harus diukur, dipotong, dan dibentuk seperti drum. Setelah itu, pengerjaannya sama saja, menempel dan mengencangkan kulit (kambing)," cerita Dayat.
Laba bersih yang dirasakan Dayat pun sangat lumayan besarnya. Ia biasanya menjual bedug-bedug buatannya dengan kisaran harga Rp500-800 ribu.
Isna
KOMENTAR