Keisha mengakui bukan pedagang kurma musiman. Sepanjang tahun, ia memang selalu membuka lapak di pinggir jalan KH Mas Mansyur yang mengarah ke Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun setiap bulan puasa, rezeki Keisha meningkat.
"Orang pasti cari kurma untuk buka puasa. Karena selain termasuk sunnah, kurma juga bagus untuk mengembalikan tenaga sehabis puasa," ujar ibu satu anak ini.
Menurut Keisha, kurma-kurma miliknya diambil langsung dari Arab. Jenisnya pun bermacam-macam. "Saya biasa jual kurma Madinah, kurma madu Yaman, kismis, kacang Arab, dan kurma kemasan Palmfruit," jelas perempuan yang dibantu dua orang tenaga kerja untuk melayani pembeli ini.
Keisha menjual kurma-kurma itu dengan harga yang bervariasi dan tergantung jenisnya. Paling mahal adalah kurma Madinah yang dijual dengan harga Rp35 ribu per kilogram. "soalnya kurma Madinah lebih lembut," tukas pedagang yang bisa menjamin kurmanya bisa tahan setahun.
Tak hanya menjual kurma, Keisha juga memajang pernak-pernik khas Arab di tendanya seperti pacar, lipstick, teko berwarna emas, tasbih, dan masih banyak lainnya. "Bulan puasa biasanya orang-orang ada saja yang mencari barang-barang kayak gini (berbau Arab)," pungkas Keisha.
Dibanding bulan puasa, Keisha justru mengaku bisa meraih untung berlipat pasca lebaran. Pasalnya, setelah Lebaran, umat muslim akan menghadapi bulan haji. "Kalau sudah masuk musim haji, saya biasanya kebanjiran pesanan. Orang-orang yang mau naik haji justru memesan sebelum mereka berangkat," cetus pedagang yang sudah tahunan menempati lapak itu.
Isna
KOMENTAR