Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, adalah kabupaten yang baru berusia 8 tahun. Kabupaten ini bisa ditempuh dengan jalan darat sekitar 10 jam dari ibukota Kalteng, Palangkaraya. Bila ingin lebih cepat, bisa ditempuh dengan menumpang pesawat kecil, Twin Otter yang terbang dua hari sekali. Take off dari bandara Tjilik Riwut dan mendarat di Bandara Dirung, Desa Dirung Lingkin, Kecamatan Tanah Siang. Bandara ini milik perusahaan tambang emas PT Indo Muro Kencana (IMK) Strait.
Nah, awal Agustus lalu MOVA diundang oleh Ketua Umum PKK Murung Raya. Kedatangan tim MOVA disambut suka cita oleh ibu-ibu yang sudah lama menantikan kedatangan MOVA. Maka, penantian panjang itu segera terwujud di Gedung PKK kabupaten setempat, Selasa (3/8). Hari itu MOVA menghadirkan Chef Mario untuk mendemokan sejumlah resep masakan yang telah dimodifikasi bahan-bahannya, dari bahan lokal yang terdapat di Murung Raya. Misalnya, Sayuran dan Ikan Berlapis Keju, Pudding Durian, Sup Singkong, dan Ikan Umbi.
Asal tahu saja, Murung Raya yang terkenal dengan Sungai Barito-nya, amat mudah mendapatkan berbagai jenis ikan sungai yang lezat. Misalnya, patin, lais, jelawat. Murung Raya juga terkenal sebagai penghasil durian yang legit. Maka dari itu, Chef Mario mendemokan resep masakan Puding Durian yang cocok sebagai dessert dan Sayur Ikan Lapis Keju.
Selama berlangsungnya demo masak, gedung PKK pun mendadak beraroma harum masakan buatan Chef Mario. Untunglah, peserta yang hadir tak hanya bisa mencium aroma, melainkan juga kebagian mencicipi empat resep masakan yang didemokan. Semua kebagian meski hanya sekadar mencicipi sedikit. Kalau mau banyak, tentu saja harus mau mempraktekkannya sendiri. "Ibu-Ibu sebaiknya bisa memasak masakan atau kudapan khas Murung, siapa tahu bisa menambah pemasukan keluarga," ucap Mario, di sela-sela demo masaknya.
Rupanya, ibu-ibu di Murung Raya tak cuma antusias menambah wawasan soal masak-memasak. Pagi itu, mereka datang dengan dandanan yang rapi dan cantik. Entah kebetulan atau tidak, kulit warga Murung Raya tampak putih bersih. Hal ini ditangkap Ayu Isni Karim yang hari itu memberikan pencerahan soal padu-padan busana dan tips mengenakan kerudung.
"Prinsip berbusana itu tarik-ulur antara warna dan model," papar Isni mulai memberikan tambahan ilmu. "Saya lihat kulit perempuan di sini kebanyakan putih, jadi mengenakan warna apa saja bisa. Warna, memberikan efek yang besar dalam penampilan. Jadi, warna boleh apa saja, yang penting harus ada satu yang dominan. Tapi, jangan coba-coba memadukan warna-warna "debu" ya Bu. Misalnya, abu-abu kehitaman," lanjutnya.
Usai memberi tambahan ilmu padu-padan, Isni meminta seorang ibu maju untuk kemudian "dipaksa" dijadikan model pemakaian kerudung. Beberapa tips pemakaian kerudung segi empat pun diberikan. Kata Isni, yang terpenting sebelum mengenakan kerudung berbentuk segi empat yang lalu dilipat menjadi segi tiga, adalah pemakaian ciput yang adem di kepala. Pemakaian ciput yang tepat berfungsi "membingkai" bentuk wajah.
Lalu, kenapa sisi belakang kepala harus dibuat "gembung"? "Potongan baju muslim, kan, serba longgar. Jadi bila bentuk kerudung sisi belakang juga rata dengan longgarnya baju, akan terlihat aneh. "Konde" di balik kerudung itu fungsinya untuk menyeimbangkan bentuk tubuh bagian belakang," jelas Isni.
Rini Sulistyati/bersambung
KOMENTAR