Saat mudik tahun lalu, NOVA sempat mengalami kebingungan. Rencana melewati rute Jakarta ke Jawa Tengah lewat jalur Selatan mendadak berubah, manakala di ujung tol Cipularang Bandung mendadak menerima SMS dari seorang teman yang mengabarkan, "Nagrek (Garut) macet total. Penyebabnya, banyak mobil mogok lantaran kampas kompling terbakar. Sementara jika lewat Sumedang lalu menuju jalur Pantura, kondisinya juga sama saja. Banyak mobil "parkir gratis" di jalan lantaran membanjirnya arus mudik dari Jakarta menuju Jawa Tengah."
Beruntung, kala itu NOVA membawa perangkat GPS (Global Positioning System). Setelah melihat bekal peta mudik, GPS pun diarahkan ke Tasikmalaya lewat jalur tengah, tanpa melewati Nagrek (Garut). Meski jalur ini relatif "melambung", namun perjalanan mudik jadi tak perlu lagi dihadang kemacetan.
Di lain waktu, saat harus menghadiri suatu acara di sebuah hotel di Bandung, modalnya hanya nama jalan dan nomor rumah. Celakanya, kami sama-sama buta soal Bandung. Lagi-lagi, kami terbantu peta digital ini. Kami cukup memasukkan nama jalan dan nomor tujuan. Perangkat cerdas itu akan menuntun perjalanan dari Jakarta sampai tujuan. Bahkan dituntun sampai lokasi parkir, tanpa kami harus membuka kaca untuk bertanya sana-sini.
Ya, GPS kini memang sudah menjadi kebutuhan banyak orang yang 'hidup'nya lebih banyak di jalan atau gemar bepergian. Bahkan, beberapa mobil keluaran terbaru sudah dilengkapi perangkat navigasi ini atau sebagai bonus pembelian.
Perangkat ini punya tiga komponen utama. Hardware, software, dan peta yang ditanamkan dalam perangkat ini. Cara kerjanya, setelah perangkat ini terhubung ke satelit, software akan membaca peta dan hasilnya akan ditampilkan di layar (monitor kecil). Untuk pemakaian perangkat ini, tak dikenakan biaya apapun alias gratis, kecuali pada saat pembelian perangkatnya.
Produk alat navigasi untuk mobil ini juga makin beragam di pasaran. Tak hanya keluaran Garmin dan Mio, yang memang sudah lama dikenal di pasaran. Kini, ada juga GPS yang layak diburu pembeli lantaran harga yang bersahabat. My Guide dan Super Spring, di antaranya.
My Guide seri 3218, misalnya. Produk ini memang lebih berfungsi sebagai alat navigasi. Kalau toh ada tiga permainan (game) di dalamnya, hanya sebagai fasilitas tambahan. Dengan harga di kisaran Rp 2 juta GPS mungil ini cukup mumpuni dan bisa diandalkan sebagai penunjuk jalan.
Pengoperasiannya pun sangat mudah, meski Anda masih sebagai pemula. Tinggal memasukkan nama daerah, nama jalan dan nomor, maka dalam sekejap perangkat berlayar 3,5 inci ini akan segera menunjukan ke arah mana Anda harus bergerak. Selain arah jalan, ada juga informasi tambahan yang bisa didapatkan seperti jarak, kecepatan, dan jalan-jalan yang akan dilalui.
Anda juga bisa mengeset perangkat berlayar sentuh ini untuk memberi tahu sebelum belok ke kanan atau kiri. Secara otomatis, setiap 900 meter, 300 meter, 100 meter menjelang persimpangan akan muncul suara aba-aba yang bisa Anda set dengan bahasa Indonesia. Bahkan, bisa diset ke dalam suara pria atau wanita.
Pilihan rute juga beragam. Anda bisa memilih rute paling dekat, cepat, atau jalur yang gampang dilalui. Pilihan jenis jalan juga tersedia. Anda tinggal mencentang jenis jalan yang akan Anda lalui. Jalan aspal, tak beraspal atau bebas hambatan, dan sebagainya.
Seperti GPS lain, metode pencarian tempat, selain bisa dengan cara memasukkan alamat, perangkat yang dilengkapi peta Tele Atlas ini pun sudah menyimpan posisi koordinat tempat-tempat tertentu, misalnya hotel, pom bensin, restoran, mal, dan lainnya.
Jadi, jika Anda ingin ke hotel tertentu tapi tak tahu alamatnya, cukup memencet katagori hotel. Daftar hotel yang tercatat di peta itu akan keluar, lengkap dengan jarak dari posisi Anda berada. Dan urutan itu dimulai berdasarkan yang paling dekat dari posisi Anda terakhir. Memang, tak semua tempat terekam di dalam peta itu. Semakin lengkap petanya, tentu semakin memudahkan.
Anda juga bisa membuat POI (Point of Interest) untuk tempat-tempat faforit yang belum ada di daftar. Jadi sewaktu Anda ingin ke tempat itu lagi, tak bingung mencarinya. Begitu juga jika ada teman atau kerabat yang ingin datang ke tempat itu, Anda bisa membagi (share) posisi koordinatnya. Dijamin, meski teman Anda belum pernah ke sana, ia tak akan nyasar.
Koordinat rumah juga sering dijadikan tempat favorit. Jika Anda berada di suatu tempat dan ingin cepat pulang, tinggal route ke rumah. Namun, sebaiknya untuk yang satu ini diharap berhati-hati. Sebab, di luar negeri pernah terjadi sebuah mobil yang sudah dilengkapi GPS kemudian hilang dicuri.
Di GPS itu sudah tersimpan koordinat rumah korban, celakanya pemilik rumah menyimpan kunci rumah itu di dashboard mobilnya. Entah iseng atau sengaja, si pencuri mengarahkan mobilnya ke rumah korban. Oleh karena memegang kunci rumah itu, ia bisa leluasa menguras isi rumah.
Ya, jika Anda memang ingin memasukkan rumah menjadi salah satu POI, sebaiknya lebih aman jika menamai dengan kata-kata atau kode tertentu yang hanya Anda yang tahu. Bukan dengan nama "rumah", "home" dan sejenisnya.
Sekadar untuk penunjuk jalan, My Guide memang sudah cukup mumpuni. Cuma yang disayangkan, daya tahan baterai perangkat ini kurang baik dibandingkan yang diklaim pabrikannya, yakni bisa bertahan 3 jam.
Tapi untuk pemakaian di Indonesia, tak bisa lebih dari 1 jam. Jika dipakai di mobil, tentu hal itu bukan masalah lantaran setiap pembelian perangkat ini juga dilengkapi kabel daya yang bisa Anda tancapkan di pemantik api.
Jika ingin mempunyai GPS yang tak sekadar sebagai alat penunjuk jalan dan harganya sangat miring, Super Spring pilihannya. Model SF4108, tampilannya sungguh menggoda, dengan layar 5 inci dan modelnya yang tipis. Layar berbingkai warna hitam dove dengan list krom menambah kesan mewah. Dengan tampilan seperti itu, tipe ini lebih cocok dipakai mobil jenis sedan.
Ketika tombol "on" ditekan, Anda tak perlu menunggu lama. Kurang dari 20 detik, layar sudah terbuka. Ada 6 pilihan peta yang bisa digunakan. Peta Garmin, Papago, Igo8, Ndrive, Amigo, atau Sygic. Namun, ada beberapa peta yang tak ter-install dari pabriknya. Anda pun harus "ngoprek" (mengulik) sendiri.
Untuk navigasi, beberapa peta yang tersedia di pasaran tak mengecewakan. Seperti Peta Garmin sudah mampu "menuntun" mobil hingga ke pelosok Cilegon, tanpa ada track yang putus.
Ya, untuk urusan peta dan GPS, Garmin memang yang paling bisa diandalkan. Peta Papago juga cukup lengkap dan akurat. Bahkan untuk jalan-jalan utama, bisa langsung menunjukkan nomor rumah atau bangunan secara tepat. Cukup membantu ketika harus mencari alamat yang sulit. Tak perlu lagi celingak-celinguk ke kanan dan kiri.
Namun, bukan itu saja kehebatan GPS buatan Cina ini. Dengan harga di kisaran Rp 1 juta, GPS ini seakan ingin mengadopsi fasilitas GPS kelas atas. Ada software multimedia yang memungkinkan Anda membuka gambar, video, memutar musik, bahkan membaca e-book.
Untuk mengadopsi kebutuhan media penyimpanan, terdapat slot memory card untuk ukuran micro memory card.
Juga ada 9 games yang bisa dimainkan. Meski jenis game yang disediakan rata-rata "jadul", tapi lumayan lah untuk mengisi waktu senggang. Beruntungnya lagi, baterainya lumayan tahan lama dibandingkan My Guide. Jadi Anda bisa menentengnya ke mana saja, tak tergantung catu daya.
Untuk mengisi baterai, Anda bisa menyambungnya ke colokan USB di komputer atau laptop. Atau bisa juga lewat pemantik api di dashboard mobil. Nah, selamat berjalan-jalan dengan peta digital!
Sukrisna
KOMENTAR