Kafe rumahan lainnya adalah The Strudels Home & Café (TSHC). . Awalnya, Catherine yang mengaku suka pastry, hanya menerima pesanan bakery & cake di rumah. Banyak yang suka dengan menu western yang ditawarkan. Catherine dan sang suami pun yakin membuka usaha kafe. Desember tahun lalu, mereka mulai membuka TSHC.
"Awalnya kami bikin kafe dengan menu dessert. Kami memilih strudel. Ini sejenis kue, menu khas Austria. Di Eropa dan Amerika, strudel bisa booming. Kalau di sana bisa, kami pikir di Indonesia pun bisa booming. Apalagi, strudel masih jarang di sini. Kalau pun ada hanya di kelas hotel berbintang," kata Catherine.
Ternyata, setelah diluncurkan peminatnya begitu banyak. "Saya sendiri tidak menyangka. Jauh dari prediksi. Responsnya sangat baik. Padahal, kami tidak banyak berpromosi. Hanya dari mulut ke mulut. Awalnya, kami mengundang keluarga dan sahabat," imbuh David. "Lebih tak terduga, banyak artis yang pernah singgah di kafe kami."
David tak menduga, tanggapan tamu yang datang begitu positif. Bahkan, banyak di antara mereka yang mempromosikan TSHC di blog masing-masing atau di FB. "Promosi gratis bagi kami. Saya baca tulisan mereka di internet, rata-rata memuji kami. Tentu ini sangat membahagiakan. Seperti harapan kami, strudel ternyata disukai orang kita."
Selain mengandalkan strudel, TSHC juga menyajikan pasta, steak, dan makanan lokal lain. Demi memberi suasana nyaman bagi pengunjung, David mengusung konsep rumahan untuk TSHC. "Persisnya, konsep desainnya urban vintage, bergaya klasik. Ya, seperti gudang zaman dulu. Dengan konsep ini, orang makin betah duduk berlama-lama. Ibarat seperti keluarga di rumah, para tamu bisa saling sapa. Ada juga beberapa komunitas yang terbentuk di sini," lanjut David yang berharap, strudel kreasinya kelak juga bisa menjadi salah satu oleh-oleh Bandung.
Henry
KOMENTAR