THREE HOUSE CAFE
Suasana rumahan sungguh terasa saat singgah di Tree House Café (THC) di Jalan Hasanudin, Bandung. Ada sofa yang tertata rapi, kursi-kursi kayu, bahkan di salah satu sudut ada tumpukan selimut yang tertata rapi. "Konsep kafe kami adalah menghadirkan rumah kedua bagi tamu yang hadir. Makanya elemen-elemen rumah ada di kafe ini seperti hiasan piring-piring.
Di bagian luar, ada taman bermain untuk anak-anak lengkap dengan rumah kayu" ujar General Manager THC, John Gideon.
Sebelum disulap menjadi kafe, "Tempat ini adalah sebuah rumah. Kebetulan tempatnya strategis karena dekat dengan pusat kota. Waktu itu, kafe berkonsep rumah belum begitu banyak di Bandung. Kami ingin menghadirkan sesuatu yang baru. Tentu saja selain suasana yang nyaman, kami juga menyajikan menu yang disukai para pengunjung," lanjut Gideon.
Aneka minuman juga ditawarkan, salah satunya yang unik adalah Hug Mug Milky. Ini minuman susu cokelat panas khas Australia. Pas diminum di udara dingin seperti Bandung. Cara meminumnya pun unik. Karena mugnya tidak ada gagangnya, "Untuk meminumnya, mugnya seperti dipeluk dengan dua tangan. Nah, tangan akan terasa hangat saat memeluk mug itu," kata Gideon yang lama tinggal di Australia.
Konsep baru ini disambut hangat masyarakat. Baru buka Mei tahun lalu, selalu ramai. Baik keluarga, mahasiswa, juga orang-orang kantoran. "Sering jadi tempat pertemuan karyawan kantoran. Tempatnya yang strategis membuat kafe kami cocok jadi tempat pertemuan. Belakangan ini banyak yang menjadikan kafe kami sebagai tempat reuni. Pernah sampai ratusan orang yang datang," kata Gideon seraya menerangkan, Desember tahun lalu, THC hadir di mal Ciwalk. "Di sana pun banyak pengunjung."
THC sering jadi ajang hang out. "Banyak lho, yang berfoto-foto di sini lalu memajangnya di dinding Facebook-nya," jelas Gideon.
Di Jalan Progo, Bandung juga ada kafe rumahan yang nyaman, namanya Giggle Box Café (GBC). "Sesuai artinya yaitu tempat untuk tertawa cekikikan atau senda gurau. Ibaratnya, di GBC pengunjung bisa bebas kayak di rumah sendiri. Uniknya, kami mengusung tema American Old Style," ujar Firdan Apriandi (30), manager GBC.
Mulai buka jam 07.00- 24.00, persisnya sejak 10 Februari 2010, GBC juga jadi favorit warga Bandung. "Banyak yang suka dengan suasana kafe yang kami tata seperti suasana tempo dulu, yang kami padu dengan unsur modern. Salah satunya, kami tempatkan sofa dan kursi kayu seperti rumah peternakan di Amerika. Dindingnya juga dihias dengan bintang top Amerika masa lalu seperti Marilyn Moenroe dan Elvis Presley. Pengunjung juga bisa santai ditemani musik-musik tempo dulu yang kami putar, seperti lagunya Nat King Cole" papar Firdan.
Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, GBC juga dilengkapi fasilitas hotspot. Tak heran, pengunjung jadi betah. Bahkan, ada yang memakai GBC untuk foto pre wedding dan sesi foto para model. Mereka memanfaatkan interior kami yang unik."
Firdan juga menjelaskan, harga menu GBC juga terjangkau. "Dengan uang Rp 50 ribu, sudah dapat menu buat berdua. Makanya, yang datang dari berbagai lapisan masyarakat. Bahkan, kami punya tamu tetap yang secara berkala datang ke mari. Oh ya untuk pelayanan pengunjung, kami minta masukan dengan cara mengisi angket. Rata-rata, sih, puas. Baik untuk produk sampai pelayanan.
Menurut Firdan, banyaknya pengunjung di GBC karena orang memang ingin cari alternatif baru bersantap. "Konsep rumahan memang bikin orang lebih nyaman."
Henry Ismono/ bersambung
KOMENTAR