Tapi aku kini sudah ikhlas kehilangan kaki dan bayi. Aku berpikir, toh, kami yang menikah pada 17 Agustus 2009, masih muda. mudah-mudahan masih ada kesempatan untuk hamil lagi. Kami ikhlas dan menyerahkan kembali anak kami kepada Tuhan. Senin (5/7) kemarin, si cantik dikuburkan di TPU Rawa Buntu. Setelah bayiku lahir, kondisiku pun berangsur pulih. Aku sudah bisa makan dan minum secara normal
Masih Hutang
Kadang aku merasa masih memiliki kaki kananku. Kehilangan kaki, membuatku dan keluarga tak berharap banyak dari pihak Transjakarta. Kami hanya ingin semua biaya pengobatan diganti sampai tuntas. Aku tidak sabar lagi ingin segera keluar dari rumah sakit. Selain bosan, kasihan keluargaku harus bergantian menjagaku. Rencanaku, sekeluar dari rumah sakit, pulang ke rumah keluargaku di Bogor. Aku belum siap kembali ke rumah mertua. Trauma melihat sepeda motor nahas itu. Bila benar akan mendapat kaki palsu, aku akan memikirkan rencana hidupku ke depan. Untungnya, aku didampingi suami dan keluarga yang sangat menyayangiku.
(Baik keluarga Hermawan maupun keluarga Ani mengaku sudah mengeluarkan biaya cukup banyak. Mereka masih berhutang biaya operasi pada RSCM sebesar Rp 26 juta. Setelah kejadian, pihak Transjakarta baru dua kali menjenguk Ani dan memberi uang sebesar Rp 1,5 juta. Keluarga pun belum tahu apakah seluruh biaya pengobatan dan operasi yang dijanjikan pihak Transjakarta akan terealisasi. Tetapi, kata keluarga Hermawan, PT. Jasa Raharja telah berjanji akan memberi bantuan berupa kaki palsu untuk Ani.)
Sita Dewi
KOMENTAR