Rumah tradisional Betawi pada umumnya banyak mengadopsi kebudayaan seperti Cina, Belanda, Portugis atau Arab. Pasalnya, pada zaman dahulu kebudayaan tersebut banyak masuk ke daerah Betawi yang kala itu banyak tinggal di pesisir pantai.
Tak heran, rumah tradisionalnya banyak mendapat sentuhan dari kebudayaan luar. Hal ini kemudian disesuaikan dengan iklim dan kebudayaan dari daerah sekitar Betawi (baca: Jakarta) atau Jawa. Padahal sebelum kebudayaan luar masuk, rumah Betawi hampir sama dengan rumah tradisional lainnya yaitu menggunakan material bambu sebagai dinding dan tanah sebagai lantainya.
Mengenai layout atau denahnya pun tidak jauh berbeda dengan bangunan modern yang ada sekarang, dimana terdapat area publik (teras dan ruang tamu), area semi publik (ruang keluarga) dan area privat (ruang tidur dan dapur).
Orang Betawi yang mudah bergaul dan terbuka ditandai dengan hadirnya teras atau beranda yang cukup besar. Tak hanya digunakan oleh keluarga yang tinggal di rumah tetapi bisa juga digunakan oleh orang yang berada di sekitar rumah.
Sehingga teras yang besar merupakan salah satu dari karakter rumah Betawi. Biasanya, di beranda disimpan semacam dipan atau bale-bale. Layaknya kasur, ia dilengkapi bantal, malah tak jarang mengenakan kelambu. Dengan fasilitas sekomplet ini, tak heran banyak orang betah berlama-lama di teras untuk sekadar mengobrol.
Selain beranda atau teras yang menjadi ciri khas utama rumah Betawi, terdapat elemen yang menjadi ciri khas rumah Betawi, yaitu penggunaan listplank alias ukiran khas Betawi yang berada di sekeliling atap bagian bawah.
Penggunaan jenis pintu dan jendela pada rumah Betawi juga menjadi ciri khas tersendiri, yaitu menggunakan pintu "kerepyak". Sejenis pintu yang ditutup dengan kisi-kisi miring sehingga memudahkan aliran udara bisa keluar masuk dengan mudah.
Pada bagian jendelanya pun diberi sentuhan model yang sama dengan bukaan yang cukup lebar jika jendela dibuka.
Jika merunut standar rumah sehat, bukaan yang dipunyai rumah Betawi sudah cukup ideal dan maksimal, lho! Apalagi jika dibandingkan dengan rumah modern yang sarat akan kaca tanpa memperhatikan sirkulasi udara.
Lantai rumah Betawi biasanya menggunakan tegel. Saat ini susah mendapatkannya di pasaran, padahal tegel mempunyai karakter yang unik dengan pola warna dan gambar yang khas.
Biasanya tiap ruangan dibedakan gambar atau polanya, sehingga tegel ini bisa menjadi salah satu solusi zoning ruangan pada rumah Betawi. Misalnya lantai teras akan mempunyai pola yang berbeda dengan lantai di ruang tamu.
Yang umumnya dilakukan juga adalah penyusunan pola tegel yang memakai border berupa tegel jenis polos yang mengelilingi tegel berpola tersebut. Hasil permainan pola tersebut seperti menjadi elemen dekoratif layaknya menggunakan karpet pada konsep rumah modern seperti sekarang ini.
Sementara untuk elemen furnitur, rumah Betawi banyak mengadopsi dari bentuk kolonial Belanda. Ini terlihat dari bentuk dan bahannya namun saat ini lebih dikenal dengan sebutan kursi Betawi yang ditaruh di beranda/ teras, pun dengan furnitur lainnya.
Naskah:Rum@h Desain, RUMAHDESAIN2009@GMAIL.COM,
Jl. Dahlia D.54 Komp.MABAD 60 Rempoa-Ciputat (021-93698651)
Lokasi: Kediaman Rachmani Endrawati, Tebet
Foto: Richard/Idea
KOMENTAR