Kalau liburan ini Anda menggunakan mobil melintas jalan raya Jogja - Semarang, sesampai di jalan raya Secang, Kabupaten Magelang, di kanan-kiri jalan, terlihat kios-kios menjajakan mainan truk dari kayu. Berbagai ukuran dan bentuk truk ada di sana, menyerupai miniatur truk sungguhan. Bahkan, ada bentuk truk tanki yang persis tanki Pertamina. Lokasi yang strategis memungkinkan banyak pengendara mobil berhenti sejenak, untuk membeli truk kayu nan uni itu.
"Saat liburan seperti sekarang, penjualan naik ketimbang hari-hari biasa. Kebanyakan pembeli datang dari luar kota. Tapi, yang paling laris saat Lebaran. Banyak permintaan dari luar kota," kata Sugiyanti (41), pemilik usaha mainan truk kayu yang mengibarkan bendera Berkah Jaya.
Wanita yang disapa Yanti ini mengungkapkan, tempat ia berjualan merupakan sentra kerajinan truk kayu. "Di sini ada sekitar 10-an kios yang menjual truk kayu. Kami memasok mainan truk kayu ini ke hampir semua kota di Jawa Tengah, bahkan sampai luar Jawa. Tentu saja butuh waktu sampai kami dikenal," kata Yanti yang termasuk perintis usaha mainan truk kayu di daerahnya.
Modal itu untuk membeli bahan, mulai dari kayu sengon sebagai bahan utama sampai cat. Juga persiapan membuka kios sederhana. Yanti sengaja memilih lokasi persis di pinggir raya agar masyarakat cepat tahu usahanya. Dengan 2 perajin, tak banyak produk yang dihasilkan. "Truk besar ukuran panjang 1 meter hanya ada 2 dan truk ukuran panjang 30 cm, hanya tersedia 10 buah. Dengan produksi sedikit itu, saya berani jualan," lanjut ibu dua anak ini.
Tempat yang strategis memancing orang untuk menengok kios Yanti. Meski tanpa upaya promosi, pelan-pelan mulai ada pembeli. Pasarnya ternyata bagus. Yang tak terduga, ketika menjelang Lebaran, truk kayu beragam ukuran itu laris-manis. Bahkan, ada pedagang dari Merak yang mengambil produk Yanti untuk dijual lagi. "Dia, kan, mengambil dalam jumlah besar. Uangnya bisa dipakai untuk menambah modal," katanya.
Seiring pesanan bertambah, produksi pun terus meningkat. Yanti mesti menambah karyawan, sampai sekarang berjumlah 20. "Dari mulut ke mulut orang tahu usaha ini. Makin banyak pedagang yang kulakan truk kayu di sini. Mereka datang dari berbagai kota di Jateng - DIY. Itu sebabnya, sejak awal saya menggunakan harga grosir. Dibanding tempat lain, harga di sini lebih murah," ujar Yanti yang tetap meladeni penjualan retail.
Pesatnya perkembangan usaha Yanti membuat banyak yang ingin usaha serupa. Yanti tak menganggap mereka pesaing, tapi malah mitra. Rupanya banyak di antara mereka yang mengambil dagangan di Berkah Jaya. Usaha Sri juga terus berkembang, sampai ia punya tiga kios. "Saya makin melengkapi dagangan. Tidak hanya truk kayu, saya juga memproduksi kuda-kudaan, bus kayu dan produk lain. Selain itu, saya juga menjual aneka produk dari kota lain, sekadar pelengkap," kata Yanti yang setidaknya seminggu dua kali kirim dagangan ke luar kota. Nilai rupiah sekali kirim sekitar 5 jutaan.
Berkah Jaya makin dikenal karena pernah diundang pameran dengan fasilitas dari sebuah instansi. Pameran pertama yang diikuti berlangsung di alun-alun Magelang. Kehadiran truk kayu menyedot perhatian orang. Dari sini, namanya makin berkibar. "Saya juga dapat fasilitas pinjaman dari bank untuk mengembangkan usaha."
Ada pula mahasiswa Jakarta yang pesan khusus, yaitu sebuah bus lengkap dengan penumpangnya. "Nah, penumpangnya itu ditulisi nama teman-temannya. Lain kali, ada orang Jambi yang pesan khusus truk ukuran jumbo dengan panjang lebih dari 1 meter. Yang lebih unik lagi, ada orang Semarang khusus datang untuk pesan truk kayu ukuran beneran, yaitu sebesar hijet 1000. Katanya dia bernazar, kalau punya anak lelaki, bakal dikasih hadiah truk besar. Truk kayu itu didesain juga untuk dipan."
Untuk pesanan khusus seperti truk besar itu, Yanti pasang harga Rp 1,5 juta. "Yang lain, sih, di bawah itu. Ada yang harganya puluhan ribu, sampai ratusan ribu. Mahalnya harga tergantung kualitas produk dan tingkat kesulitan," kata Yanti yang omset usaha di kios saja rata-rata per bulan hampir Rp 30 juta. "Untuk pesanan pedagang luar kota, pembukuannya beda lagi."
Agar truk kayu buatannya terus laris, Yanti membaca pasar yang disukai anak-anak. "Dulu, truk kayu masih polos. Nah, saya memberi gambar yang memang dikenal anak-anak. Makanya saya sering lihat teve agar mengetahui tokoh kartun kesukaan anak. Misalnya saja gambar Naruto dan Sponge Bob. Untuk mencari ide, sih, tidak sulit. Karena ini kawasan jalan raya, saya tinggal melihat kendaraan lalu lalang. Kalau ada truk model baru , saya coba membuatnya."
Usaha mainan truk kayu karya Yanti pun makin melaju.
Henry Ismono
KOMENTAR