"Saya mencari ide dengan melihat gambar dan foto di beberapa majalah. Misalnya saja bentuk bola, piala, maskot Piala Dunia 2010. Tentu saja ketika dituangkan dalam pola, simbol-simbol bola tadi tidak sama persis dengan foto. Saya memadukannya dengan corak batik yang selama ini ada. Semalaman saya mereka-reka motif di atas kertas, sampai akhirnya jadi," kisah Sugirin saat ditemui di rumahnya.
Selain gambar, Sugirin juga memperhitungkan soal warna. "Menurut saya warna merah harus ada. Sebab, pertandingan sepakbola, kan, ibarat pertempuran. Perlu keberanian dan semangat yang saya simbolkan dengan merah. Untuk komposisi, ada beberapa teknik agar kombinasi warna menjadi harmonis. Misalnya saja bentuk bola yang warnanya hijau," jelas bapak dua anak ini.
Selanjutnya, Sugirin yang memberi nama usahanya Batik Sembung, menyerahkan desain kepada perajinnya yang piawai di bidang pola. Empat hari kemudian, selembar batik motif bola itu berhasil diselesaikan. "Hasilnya bagus. Dari iseng-iseng, saya jadi yakin batik bola ini ada peminatnya," ujar Sugirin. Sehari menjelang pembukaan Piala Dunia tangga 11 Juni lalu, suami Murtini ini melaunching produk barunya. Ia pun mengabarkan kepada para relasinya. Ternyata, sambutannya sangat menggembirakan. "Banyak yang telepon, bahkan langsung datang ke mari untuk pesan."
Sugirin pun membagi tugas pada 15 karyawannya. Ada yang menggarap corak bola, sebagian lagi membuat pesanan sebelumnya. "Saya, kan, menerima banyak pesanan, antara lain istri wakil bupati Kulonprogo. Tentu saja saya harus menyelesaikan order sebelumnya, Setelah itu, barulah saya ngebut bikin corak bola," kata Sugirin yang menjual batik manualnya ukuran 2 meter seharga Rp 150 ribu - 250 ribu.
Menurut pria yang sejak SD jadi buruh batik di Jogja ini mengungkapkan, perkembangan batik Kulonprogo memang relatif masih baru. "Ketika saya mulai usaha mandiri tahun 1995 di Sembungan, banyak yang tidak melirik. Terpaksa saya menitipkan ke Jogja. Baru tahun ini setelah kami ikut pameran di kawasan Brorot, batik Kulonprogo langsung melejit. Apalagi, pihak pemda mendukung dengan menyarankan karyawan pakai batik Kulonprogo dua kali seminggu. "
Sugirin yang kerap mendapat pesanan dari berbagai instansi pun berharap, momen Piala Dunia akan membuat perkembangan batiknya makin cerah.
Henry Ismono
KOMENTAR