Sebenarnya aku enggan bercerita banyak. Fisik dan mentalku masih lelah. Dukaku belum lagi hilang. Baru setahun suamiku, Rodo Ojak Halomoan meninggal dunia, kini Ari, putra semata wayangku meninggal secara mengenaskan. Aku menduga, sebelum tewas dibunuh, Ari mendapat perlakuan tak pantas dari orang yang kuyakini sebagai pembunuh Ari.
Sebenarnya, orang yang banyak diduga sebagai pembunuh itu adalah tetangga yang selama ini kukenal baik. Namanya, Za alias Jen (34). Dia adalah waria pemilik salon yang tinggal tak jauh dari rumahku. Dia tinggal di kawasan kami, Kampung Dua, Jaka Sampurna, Bekasi, sejak lama. Sementara aku baru 9 tahun tinggal di sini. Hubungan kami memang tak hanya sebatas tetangga. Aku yang memiliki toko kelontong di Kalimalang, selalu membeli barang kulakan, seperti beras, darinya setiap hari.
Selama ini, hubungan bisnis kami berjalan lancar. Segala urusan hutang piutang selalu lancar. Aku benar-benar menganggapnya orang baik. Tak kusangka, ia baik di luarnya saja. Diam-diam, dia menyimpan rahasia di belakangku.
Dari polisi aku mendapat informasi, tak hanya sekali si pelaku menyodomi Ari! Oh, betapa sakit mendengar informasi ini. Kenapa aku sampai tak tahu? Aku menyesal Ari tak mengatakan apa yang dialaminya kepadaku. Yang aku tahu, sebelum kejadian, Jen sudah mengiming-imingi akan memberi burung dara kepada Ari.
Rupanya Ari sangat antusias akan mendapatkan burung dara. Setiap hari dia mengulang-ulang permintaannya itu. Maka, setiap kali aku mampir ke rumah Jen, tidak mengajak Ari. Begitu ia tahu, anak itu mengambek."Kenapa enggak sama Ari? Harusnya Ari aja yang pergi" begitu protesnya padaku.
Jum'at (18/6) sore, Ari tak sabar ingin ke rumah Jen karena iming-iming burung dara itu. Maka, dia kuminta untuk sekalian menagih hutang Rp 100 ribu ke rumah Jen yang merangkap sebagai salon. Di salon itu ada Fz alias Oj (18), pegawai salon Jen.
Pergi sejak jam 6 sore, hingga jam 7 malam Ari belum juga kembali ke rumah, padahal jarak rumah kami hanya beberapa puluh meter. Lantas aku segera mencarinya ke salon. Kata Jen, Ari sudah pulang ke rumah. Aku pun mencari keliling kampung, tapi hasilnya nihil. Lalu, aku bilang kepada Jen, "Kalau Ari diajak pergi oleh temanmu, tolong kembalikan. Dia anakku semata wayang. "Tapi Jen bersikukuh, Ari tak ada di sana dan sudah pulang.
(Rohampi sempat emosi saat bercerita soal hubungan bisnis antara ia dan Jen. Ia berkali-kali mengungkapkan, tak pernah ada dendam dan urusan hutang-piutang dengan Jen yang memungkinkan tetangganya itu tega berbuat jahat kepada anaknya. Rohampi percaya, motivasi pelaku murni karena menyukai anaknya.)
Yang kudengar dari polisi, Jen yang kini menjadi tersangka tengah menggunting rambut pelanggannya ketika Oj mendadak bernafsu kala melihat Ari. Dia langsung mengajak Ari menonton acara TV dilantai dua. Di lantai dua, Oj berusaha melampiaskan berahinya, namun Ari memberontak dan berteriak. Mungkin karena panik, dia langsung membekap Ari hingga kelihangan napas.
KOMENTAR